Bab 39 | Masihkah Peduli?

1.3K 65 7
                                    

Aku membuka kedua mataku ketika merasakan basah di dahiku kuraba sesuatu yang basah itu dan ternyata sebuah kompresan

Pandanganku teralihkan kepada Brian yang sedang duduk di tepi ranjang dengan wajah datarnya tak ada senyuman tak seperti biasanya

Dia kembali datar dan dingin setelah mendengarkanku cerita kemarin memang ini salahku juga suami mana yang tidak cemburu mendengar pengakuan sayang dari istrinya untuk orang lain sedangkan selama ini Brian begitu perhatiannya terhadapku andai dia tau bahwa sejak dulu aku telah menyukainya tetapi dia malah mengira aku menyukai Arsen

"makanya kalau tau punya penyakit magh jangan telat makan" setelah mengatakan itu dia segera beranjak tetapi langsung ku tahan

"B-brian kamu salah paham a-aku bisa jelasin" aku berucap susah payah karena kondisiku yang sedang lemah

"lebih baik lo makan dulu habis itu istirahat setelah lo sembuh baru kita omongin lagi" dia meninggalkanku yang sedang mematung mendengar ucapannya yang bernada dingin itu

Dia kembali menggunakan kata lo-gue an denganku apakah dia sangat marah kepadaku

Aku kembali membaringkan tubuhku sakit perutku dan kepalaku sudah biasa kurasakan jika aku terlambat saja makan maka magh ku akan berkomplikasi dengan penyakit demam

* * *


Seminggu ini sikap Brian berubah drastis seperti dahulu pertama kami menikah dia seperti menghindariku setiap aku ingin menjelaskan kepadanya dia selalu mengabaikanku dan ujung-ujungnya meninggalkanku

"B-brian tunggu"

Brian tak menghiraukanku ia malah mempercepat langkahnya menuju mobilnya lalu menjalankannya meninggalkanku yang hanya bisa menghela nafas

Aku pun menaiki motor matic ku menyalakannya mengemudikannya menuju sekolah

"Hai Fida, Raina" aku menyapa Fida dan Raina ketika melihat mereka berdua sedang berjalan menuju kelas aku menghampiri mereka lalu menepuk bahu Raina

"kok aku ditinggalin sih?" kesalku

Mereka berdua melihat sekilas kearahku lalu melanjutkan langkahnya meninggalkanku yang terheran-heran dengan kelakuan mereka

Aku mengernyitkan dahiku seraya menggaruk kepalaku yang tak gatal

"mereka kenapa sih?" aku menggelengkan kepala melanjutkan langkahku menuju kelas

Selama pelajaran berlangsung aku melirik kearah Fida yang tak biasanya tidak mengajakku mengobrol sama sekali biasanya dia kan mulutnya gak bisa diam kok tiba-tiba jadi bisu gini apa aku punya salah ya sama mereka tapi apa? Aku terus melamun memikirkan kesalahan apa yang telah aku perbuat hingga membuat Fida dan Raina marah kepadaku

'Braaak'

Lamunanku terbuyar ketika mendengar gebrakan meja tepat didepanku aku menunduk takut tak berani menatap Bu Septi yang menatap garang kearahku

'apes bener aku hari ini'

"apa yang kamu lamunkan?"

"eng-enggak ada kok Bu"

"kalau guru berbicara jangan menunduk"

Aku mengangkat wajahku semua siswa-siswi menatap kearahku dengan tatapan yang berbeda-beda ada yang khawatir, takut, dan aku sempat mendengar gumaman Nindya 'rasakan' kurang lebih seperti itu

"kamu, berdiri didepan kelas sampai pelajaran saya selesai"

"t-tapi Bu-.."

"tidak ada tapi-tapi"

Young MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang