SOME twenty-nine

3.3K 580 52
                                    

Hari berganti hari, hingga akhirnya semakin hari Jimin semakin sibuk sedangkan Seulgi sudah terbiasa untuk memulai komunikasinya dengan Jimin. Tak lagi menunggu Jimin yang menghubunginya terlebih dulu karena tau pria itu sibuk, Seulgi lebih berinisiatif untuk menghubungi Jimin menanyakan beberapa hal yang dulu sering Jimin tanyakan padanya.

Dari semalam, pesan Seulgi tak di balas bahkan panggilannya juga di abaikan, membuat Seulgi di hari sabtu ini merasa kesal dan memilih berdiam di kamar. Sedangkan ayah dan ibunya sudah pergi dari pagi tadi.

Langkahnya gontai menuruni anak tangga, makan siang sudah tersedia tapi ia malas untuk menyantapnya. Dan dengan malas pula ia membuka pintu utama saat bel rumahnya terus saja berbunyi membuatnya pusing karena bising.

"Ya! Kau mengagetkanku!" ungkap Seulgi sambil menutupi wajahnya karena benar-benar berantakan.

"Tak usah di tutupi, kau tetap cantik, walaupun belum mandi dan masih ada bekas liur di samping bibirmu!" goda tamu yang tak lain adalah Park Jimin.

Dengan segera Seulgi menghapus bekas liur di pipinya, dan hal itu membuat Jimin tertawa terbahak. "Haha, aku hanya bercanda!" ucapnya kemudian.

"Oo.. Jadi aku tidak cantik." kesal Seulgi dengan nada lirih yang masih terdengar cukup jelas di telinga Jimin.

"Apapun keadaanmu kau tetap cantik!" ucap Jimin sambil memegang pundak Seulgi mensejajarkan wajah mereka. "Apakah kau akan membiarkanku disini? Tak menyuruhku masuk?" protes Jimin kemudian di persilahkan masuk oleh. Seulgi.

"Cepatlah mandi, hari ini ikut aku ya?"

"Kemana?"

"Sudahlah, cepatlah bersiap sebelum aku mengurungkan niatku!"

"Aish! Menyebalkan!" gerutu Seulgi namun tetap saja menuruti ucapan dan perintah Jimin.

Cukup lama Jimin menunggu Seulgi, hampir satu jam Jimin menunggunya. Biasanya tak selama ini, namun kali ini sungguh lama menurut Jimin.

Sedangkan Seulgi sudah rapi dengan dandanan tipisnya, namun beberapa baju masih berserakan diatas ranjangnya dan lemari masih terbuka lebar. Seulgi sedang bingung menunggunakan pakaian yang mana, ia ingin terlihat mempesona tapi tak mau terlalu berlebihan.

Dan akhirnya Seulgi memutuskan untuk menggunakan dress putih kebiruan di bawah lutut dengan rambut yang ia gulung dan cepol diatas.

"Sempurna!" gumamnya sambil menatap pantulan dirinya melalui cermin.

Tinggal menyemprotkan parfum dan mengambil tas slempang kecil coklatnya Seulgi siap untuk turun dan menemui Jimin yang sudah lama menunggunya.

"Maaf, aku lama ya?" tanya Seulgi saat. Ia menuruni anak tangga.

"Tak masalah, asal kau berdandan untukku!" goda Jimin membuat Seulgi sedikit malu karena ketahuan.

"Siapa juga yang berdandan." protes Seulgi menutupi gugupnya.

Jimin terseyum, ia tau kalau Seulgi hanya berusaha menutupinya, tapi ia suka.

"Iya dandan atau tidak kau tetap cantik!" goda Jimin membuat pipi Seulgi kembali memerah, bahkan blush on yang ia kenakan kalah merahnya

"Sudah siap? Kita berangkat sekarang?" tanya Jimin memberi tawaran.

Seulgi memgangguk, "Memangnya kita akan kemana?" tanyanya.

"Nanti kau juga tau!"

"Aish! Menyebalkan!" gerutu Seulgi berjalan mendahuli Jimin menuju pintu utama. Karena sedari tadi Jimin hanya membuatnya penasaran dan itu sungguh menyebalkan.

[S10] SOME [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang