SOME twenty-eight

3.3K 606 39
                                    

Jimin sekarang tengah duduk menatap kertas-kertas yang ada di atas mejanya. Kerjanya tak fokus karena terus terngiang ucapan ibu dan ayah Seulgi pagi tadi, rasanya Jimin tak rela jika harus berpisah dengan Seulgi.

Bahkan saat ini ia tak sadar jika Kim Taehyung sudah masuk ke dalam ruangannya. Dan duduk di sofa ruangan itu sambil mengamati Jimin yang menatap kosong kertas-kertas di hadapannya.

"Ekhm!" Taehyung berdeham membuyarkan lamunan Jimin.

"Kau ini aneh tadi pagi senyum-seyum ngasih mobil, eh sekarang malah ngelamun sampai tak sadar ada yang masuk!"

Dengan segera Jimin membenarkan duduknya dan menangkap cepat kunci mobil yang di lempar Taehyung dari tempat duduknya.

"Ada apa kau kemari?" tanyanya kemudian sambil benar-benar fokus pada berkas di hadapannya.

"Boyoung noona dan Hyungsik hyung akan kemari. Kau lupa ya? Dua jam lagi akan ada pertemuan." jelas Taehyung mengingatkan.

Dan sialnya lagi Jimin hampir saja lupa jika tak di ingatkan oleh Taehyung.

Sekilas Jimin melihat jam di tangannya, "setelah makan siang ya berarti?" tanya Jimin memastikan.

Taehyung mengangguk, "tapi Noona dan Hyung mungkin empat puluh menitan lagi akan tiba."

"Aish! Kanapa lagi mereka!" lirih Jimin yang masih di dengar Taehyung.

"Mereka akan meyakinkanmu!" jelas Taehyung.

"Astaga! Kan sudah ku katakan, setidaknya dua tahun lagi kan? Kenapa sekarang?"

Taehyung hanya mengangkat dua bahunya menanggapi gerutu Jimin.

"Andai saja kau bisa mengantikanku Tae!" pasrah Jimin.

"Enak saja, aku saja juga kabur. Senaknya kau menyuruhku mengantikanmu!" balas Taehyung santai sambil memainkan ponselnya.

Jimin pun ikut memainkan ponselnya, mencoba menghubungi Seulgi dan berharap Seulgi mau untuk menemaninya makan siang nanti sebelum kakak dan kakak iparnya itu datang.

Dan seyum Jimin pun merekah saat Seulgi membalas dan mau untuk menemaninya. Setidaknya bebannya yang ia dapat dari pagi tadi bisa sedikit berkurang jika ia bisa bersandar pada wanita yang ia cintai.

"Wah, aku sepertinya di kerjai!" dumel Seulgi saat sudah berada di tangga darurat lantai tiga, menunggu Jimin yang katanya akan datang kurang dari sepuluh menit. Namun nyatanya ini sudah sepuluh menit dan hampir lewat.

Sekitar tiga menit kemudian pintu tangga darurat terbuka, menampakan sosok Jimin yang sedikit terengah-engah dengan paper bag di tangannya.

"Maaf terlambat, Taehyung sungguh benar-benar lama." ucap Jimin yang tak di mengerti Seulgi.

Sebenarnya Seulgi heran, kanapa Jimin bisa mengakses lantai tiga sedangkan yang di buka untuk umum adalah lantai satu dan lantai dua. Bahkan Jimin masuk dari pintu yang sama dengan Seulgi.

"Sebenarnya kau masih bekerja di kantor ya?" selidik Seulgi yang penasaran saat Jimin masih mengatur nafasnya.

Jimin terseyum kemudian mengeleng.

"Kenapa kau penasaran ya?"

Malas, Seulgi memilih untuk duduk di salah satu tangga sambil meluruskan kakinya membuat Jimin duduk di undakan tangga yang berada di bawah Seulgi.

Seulgi yang kebetulan menggunakan celana menekuk kedua kakinya saat Jimin menyuruh Seulgi melakukan hal itu kemudian Jimin merebahkan kepalanya di paha Seulgi yang membuat wanita itu sedikit kaget karenanya. Namun selanjutnya Seulgi dengan reflek mengelus surai Jimin secara lembut dan teratur.

[S10] SOME [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang