SOME thirty-nine

4K 581 31
                                    

Jimin perlahan masuk ke ruangan ayah Seulgi setelah mengetuk dan di persilahkan masuk. Dengan sedikit takut-takut Jimin memberanikan diri.

"Duduklah."

Jimin pun mulai mendudukan diri di depan ayah Seulgi sambil menunduk, ia hanya takut saja apa yang akan di bicarakan ayah Seulgi empat mata seperti ini.

"Sebenarnya aku tak masalah jika kau membawa Seulgi pulang hingga larut atau bahkan tak pulang pun tak masalah, tapi setidaknya beri tau kami jika kalian pulang terlambat atau memang tidak bisa pulang."

"Ayah juga pernah muda, jadi ayah maklumi hal itu. Ayah hanya khawatir saja dengan Seulgi, tapi jika memang ia pergi denganmu dan ayah merasa aman menitipkan Seulgi padamu ayah tak masalah."

Jimin masih diam dan menunduk.

"Kau seriuskan dengam Seulgi?"

Jimin segera mengangkat wajahnya dan menatapa ayah Seulgi kemudian mengangguk pasti.

"Baguslah." ucap ayah Seulgi mengangguk-angguk ringan.

"Apakah ibunya Seulgi sudah menceritakan semuanya? Tentang Seunggi saudara kembar Seulgi?"

Lagi Jimin mengangguk.

"Kalau kau sudah tau ceritanya, ayah harap kau bisa menjaga Seulgi dengan baik. Dia satu-satunya yang kami punya saat ini____

_____sebagai seorang lelaki, ayah harap kau juga mampu bertanggung jawab."

Jimin hanya menunduk mengiyakan segala ucapan ayah Seulgi.

"Tak uasah terlalu tengang, santai saja." ucap ayah Seulgi selanjutnya.

"Ayah harap kau juga bisa mengembalikan senyum Seulgi dan membuat rasa bersalahnya tak lagi muncul___

____lusa tepat delapan tahun kematian Seunggi, dan setiap ia ingat akan hal itu selalu saja ia menyalahkan dirinya atas kematian Seunggi."

"Bagi Seulgi, Seunggi itu adalah oppanya. Mereka tumbuh bersama dan pada malam itu sehari sebelum Seunggi berangkat wajib milter Seulgi memintanya untuk menjeput di acara kampusnya. Namun saat mereka tengah menuju rumah, kecelakaan menimpa keduanya____

____Seulgi yang saat itu koma selama tiga hari tak mengetahui jika Seunggi sudah tiada."

Ayah Seulgi melepas kacamatanya yang mulai beruap. Sedangkan Jimin masih setia mendnegarkan cerita versi sang ayah.

"Setelah satu minggu Seulgi bangun baru lah ia tau bahwa oppa-nya sudah tiada. Saat itu Seulgi marah. Marah pada dirinya yang memaksa Seunggi untuk menjemputnya. Bahkan ia sempat kehilangan banyak berat badannya selama beberapa bulan karena rasa bersalahnya_____

_____lambat laun ia mulai bangkit namun masih saja memendam penyesalan dan rasa bersalah di hatinya."

"Seulgi memang terlihat kuat di luar namun sebenarnya ia rapuh, ia membutuhkan teman yang bisa untuk memahaminya dan mengerti akan segala keluh kesahnya. Seulgi itu tertutup, jadi kalau dia sedikit susah maklumi saja____

___ayah harap kau mau memaklumi anak ayah. Ayah percayakan Seulgi padamu. Jangan sakiti dia dan mengecewakannya. Buatlah Seulgi semakin terbuka agar ia tak merasa sendiri dan selau merasa bersalah."

Jimin mengangguk paham.

"Jagan sungkan-sungkan. Panggil saja ayah, kalau kau itu bagian dari hidup Seulgi berarti aku ini juga ayahmu kan?" canda ayah Seulgi mencairkan suasana.

[S10] SOME [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang