SOME thirty-eight

3.8K 605 123
                                    

Entah jam berapa Seulgi mulai mengerjapkan matanya dan mulai terbangun, ia haus dan ia sadar kalau ia berada di apartemen Jimin. Perlahan dengan mata yang masih mengantuk ia berjalan keluar kamar dan pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Melihat pintu kamarnya terbuka, Jimin yang masih sibuk berkutat dengan berkas kantornya menoleh dan memandangi tingkah Seulgi yang mengenakan piyama lengan panjang dengan celana pendeknya berjalan gontai menuju dapur. Jimin terseyum melihat itu kemudian ia kembali fokus pada pekerjaan yang menumpuk, membiarkan Seulgi melakukan apapun yang ia suka.

Sedangkan Seulgi yang merasa ruangan tengah apartemen itu masih menyala terang berusaha tak peduli dan segera kembali ke kamar, walaupun sebenarnya ia sungguh penasaran dengan apa yang di kerjakan oleh Park Jimin.

Waktu terus berjalan, sekitar pukul satu lewat barulah Jimin merasa lelah dan mulai merengangkan otot-ototnya. Pekerjaannya masih separuh yang harus di selesaiakan. Walaupun esok akhir pekan namun pekerjaannya harus segera selesai.

Setelah dari dapur untuk menegak air mineral, Jimin berjalan ke kamarnya dan mendapati Seulgi terdidur tanpa selimut yang menutupi tubuhnya. Seyum Jimin terukir melihat wanitanya tengah tertidur dengan lelap. Kecupan singkat dan hangat Jimin berikan di kening Seulgi sebelum menarik selimut untuk menghangatkan sang wanita karena malam ini ia harus menyelesaikan laporannya dan tak bisa menghangatkan Seulgi dengan pelukannya.

Entah berapa jam Seulgi tertidur, yang jelas masih cukup gelap ia terbangun. Pukul enam saja masih belum ada tapi ia sudah membuka matanya lebar-lebar. Seulgi sepenuhnya sadar kalau ia semalam tak tidur di rumahnya, ia pikir ia tak tidur sendiri melainkan ada Jimin di sampingnya atau bahkan memeluknya, namun nyatanya tidak. Seulgi terseyum kemudian mengeleng, hubungannya saja tak jelas kenapa ia masih berharap dan berpikir yang tidak-tidak.

Park Jimin adalah pria mesum sesuka hatinya yang membuat hati Seulgi terombang-ambing itulah yang sekarang Seulgi yakini. Ia berusaha tak terbawa perasaan saat Jimin berperilaku manis. Dan Seulgi harus menguatkan hatinya.

Saat Seulgi keluar dari kamar Jimin ia menemukan pemilik apartemen itu tengah tertidur tak nyaman di atas sofa, dengan keadaan meja yang berantakan dan kacamata masih menempel di wajahnya. Tanpa selimut dan bantal. Merasa kasihan Seulgi segera mengambil selimut dan bantal agar Jimin tidur lebih nyaman.

Seulgi terseyum sayu saat menatap Jimin yang terlelap dengan raut wajah lelah. Melepas kaca matanya dan mengelus pipi Jimin lembut, entah keberanian darimana Seulgi melakukan hal itu bahkan selanjutnya ia berani untuk mengcup bibir Jimin sebelum merapikan meja yang berantakan.

Marasakan hal itu Jimin terseyum kemudian kembali terlelap dan tidurnya menjadi lebih nyenyak. Hingga ia terbangun karena aroma lezat yang bersumber dari dapurnya. Saat matanya benar-benar terbuka dan melihat ke arah dapur, tak sengaja matanya bertemu tatap dengan Seulgi yang tengah menikmati sarapannya. Dengan segera Seulgi memalingkan wajah dan mengakhiri sarapannya.

"Kau masak apa eum?" tanya Jimin sambil memeluk Seulgi dari belakang saat wanita itu tengah mencuci alat makan bekas sarapannya.

Merasa harus menghindar, Seulgi yang baru saja selesai mencuci melepas tangan Jimin yang melingkar di pingangnya.

"Maaf menggunakan dapurmu, aku hanya masak seadanya. Makan saja kalau kau mau." ucap Seulgi datar kemudian segera menuju ruang tengah membereskan selimut dan batal sambil membawa sepiring buah apel kemudian menyalakan televisi.

Seulgi menghela nafasnya panjang dan dalam, ia bertekat untuk menanyakan kejelasan hubungannya. Seulgi sudah tak tahan lagi, jika memang tidak maka ia bisa menghentikan perasaannya yang mulai muncul dan menginginkan lebih itu.

Berusaha sesantai mungkin Seulgi mulai mengupas apel dan sesekali melirik Jimin yang menikmati sup kimchi buatannya. Dan ketika Jimin memandang menatapnya, segera ia memalingkan pandangnya pada televisi.

[S10] SOME [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang