Kecangungan meliputi Seulgi, pasalnya ia tengah duduk di satu meja dengan keluarga Jimin. Ayah, ibu, kakak dan kakak ipar. Dan semua orang telah menganggap bahwa Seulgi adalah kekasih Jimin, sehingga banyak para tamu menatap Seulgi kemudian saling berbisik. Dan karena hal itu Seulgi merasa tak nyaman dan takut akan ucapan dari orang lain.
"Tak usah tegang, santai saja. Pasti mereka iri padamu karena malam ini kau yang paling cantik!" bisik Jimin yang ada di sampingnya.
Sedangkan ibu Jimin yang memang sudah pernah bertemu dengan Seulgi hanya dapat mengeleng melihat sejoli yang menurutnya sangat mesra itu.
"Seulgi, jangan sungkan-sungkan main ke rumah lagi." ucap ibu Jimin yang berada di sebrangnya.
Terdengar samar Seulgi hanya mengangguk mengiyakan. Ia mencoba ramah dan terbiasa dengan julukan barunya 'kekasih Park Jimin'.
Pesta ulang tahun tuan Park pun berjalan lancar bahkan serah terima jabatan yang di berikan pada Jimin juga berjalan lancar. Tak hanya tuan Park dan Jimin yang menjadi pusat perhatian, namun kehadiran Seulgi juga menjadi pusat perhatian para tamu undangan.
Dan tanpa di sadari, Seulgi juga bertemu dengan Suji yang perutnya sudah mulai membesar dan tentu saja datang dengan suaminya Kim Myungsoo yang masih berkerabat jauh dengan Jimin.
"Wah Seul?!" sapa Suji yang terlihat bahagia bertemu Seulgi yang sudah cukup lama tak pernah bertemu.
"Ah, ternyata kekasihmu masih saudara jauh dengan Myungsoo oppa." ucapnya saat mereka berpelukan.
"Kau sekarang sibuk ya? Jarang ikut kumpul."
Jimin yang melihat Seulgi tengah mengobrol perlahan menghampiri Seulgi kemudian mengalungkan lengannya pada pingang Seulgi. Membuat wanita itu sedikit tersontak kaget namun kemudian setelah melihat siapa pelakunya Seulgi terseyum walaupun sedikit cagung.
"Selamat ya atas jabatan barumu." ucap Suji memberi selamat pada Jimin.
"Terima kasih, nikmati saja pestanya yaa.."
Suji dan Myungsoo terseyum kemudian berlalu, namun sebelum berlalu Suji terlebih dulu berbisik pada Seulgi. "Ku tunggu undangan pernikahan kalian."
Dan hal itu membuat Seulgi kaget kemudian memukul ringan lengan Suji yang dianggap hanya sebuah candaan.
"Kau tak lapar?" tanya Jimin berbisik lembut tepat di telinga Seulgi.
Spontan Seulgi menoleh dan tatapan mereka hanya berjarak beberapa centi saja. Tanpa mempedulikan puluhan mata yang menatap mereka, dengan kilat Jimin mengecup bibir lembut Seulgi.
"Jangan pasang wajah seperti itu, kau membuatku tak tahan!"
"A?" bingung Seulgi dengan tindakan fortal dan ucapan Jimin barusan.
Tanpa pikir panjang, Jimin segera pergi ke ayahnya, meminta ijin untuk lebih dahulu keluar dari acara dengan alasan Seulgi tak enak badan.
"Hati-hati." ucap sang ibu.
"Istirahatlah yang cukup." sambung sang ayah yang memberi senyum ramah pada Seulgi.
"Kenapa kau mengatakan aku tak enak badan?" protes Seulgi saat Jimin terus membawanya menuju lantai dua puluh enam, menuju kamar yang sudah di pesan.
"Hei, kau mau membawaku kemana?" tanya Seulgi yang sama sekali tak di gubris Jimin.
Sampailah mereka di kamar 2607, dengan segera Jimin membuka kamarnya dan kembali menutup pintunya.
"A..a...apa yang akan kau la..lak..lakukan?" tanya Seulgi sedikit was-was sehingga membuat ia tergagap.
Jimin terseyum, menuntun Seulgi untuk duduk di salah satu sofa yang ada di sweet room itu. Dengan lembut Jimin melepas heels Seulgi, sedikit memijatnya sambil sesekali menatap Seulgi yang tengah menatapnya karena heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S10] SOME [COMPLETE]
FanfictionSOME, hubungan yang tidak terikat namun saling mengikat. Kang Seulgi, wanita berusia 28 tahun yang belum pernah menikmati manisnya hubungan percintaan yang sesungguhnya harus berurusan dengan Park Jimin, kepala divisi pemasaran di perusahaanya beker...