Dua minggu sudah berlalu, setiap pagi selalu ada coklat hangat berada di meja Seulgi. Dan tentu saja Seulgi tau pelakunya adalah Park Jimin. Siapa lagi jika bukan si bos gilanya itu.
Namun pagi ini tak terlihat coklat hangat seperti biasanya, Seulgi juga tau alasannya. Alasannya adalah Jimin masih tidur di depan rumahnya. Dan Seulgi juga selalu tau bahwa pria itu selalu ada di depan rumahnya. Seulgi tak bodoh dan Seulgi tau itu!
Walaupun cukup menganggu, Seulgi tak ambil pusing karena Jimin benar-benar menuruti perintahnya. Menjauh darinya dan tak lagi menganggu secara langsung. Seulgi menghela nafasnya sambil menyandarkan tubuh di kursi, lagi-lagi laporan keuangan menumpuk dan perlu di selesaikan. Namun fokusnya teralih saat melihat si bos yang baru datang menjelang jam istirahat dengan wajah yang lebih berseri dari biasanya. Tak mau ambil pusing, sekilas melirik Seulgi kembali bekerja.
"Wendy, ke ruangan saya ya! Laporan perencanaan!" ucap Jimin sebelum masuk dalam ruangannya.
Wendy pun segera mempersiapkan apa yang Jimin minta dan bergegas ke ruangan Jimin. "Seul, titip salam gak buat pacar?" bisik Wendy mencoba mengoda Seulgi kemudian bergegas dari tempatnya.
Jimin yang sedang fokus memeriksa laporan, mulai membuka suara. "Nanti makan siang, awasi Seulgi ya!" ucap Jimin meminta tolong pada Wendy.
"Sedikit diskusikan dengan tim untuk di bawa ke rapat besok!" lanjutnya berucap sambil menutup berkas yang di bawa oleh Wendy.
"Ini untuk makan siang Seulgi dan juga kau, awasi makanannya. Jangan katakan dari saya." ucap Jimin memberikan beberapa lembar won pada Wendy.
Wendy pun yang antusias langsung mengangguk dan memberi salam pada Jimin kemudian pamit undur diri dari ruangan Jimin.
"Seul, masih marahan sama si bos?" tanya Wendy to the poin.
Seulgi hanya diam dan malas untuk membahas hal itu. Sungguh Seulgi ingin terbebas dari jerat seorang Park Jimin.
"Ku lihat kau tak pernah pulang bersama lagi? Apa gara-gara kejadian minggu lalu dan lalunya lagi?" tanya Wendy penasaran. "Sebenarnya apa yang terjadi?" penasaran Wendy.
Seulgi diam dan malas untuk membalas ucapan Wendy. Rekan kerjanya satu ini sungguh bawel dan banyak ingin tau.
"Apa jangan-jangan kau hamil dan si bos tak mau tanggung jawab?" lagi-lagi tebak Wendy.
Dan tebakan itu membuat Seulgi tersedak makanannya.
"Kau hamil?" tanya Wendy lirih tanpa ada jawaban dari Seulgi karena wanita itu sibuk menelan makanannya.
"Jangan asal bicara!" sanggah Seulgi secepat mungkin setelah berhasil menelan makanannya. "Urusi saja urusanmu sendiri. Jangan-jangan kau yang hamil!" sewot Seulgi.
Wendy kemudian diam dan berpikir, 'mana mungkin si bos tak mau bertangung jawab? Atau jangan-jangan ada yang di sembunyikan yang lain?"
"Sudah, aku sudah selesai! Terima kasih atas traktirannya!" ucap Seulgi memilih untuk segera meninggalkan Wendy yang masih termenung memikirkan beberapa permasalahan.
Hari ini Seulgi pulang sendiri, tak seperti biasanya yang pulang dari kantor di jemput oleh cinta pertamanya. Song Mino.
Melalui pesan, pria itu mengatakan tak bisa menjemput Seulgi pulang karena sibuk dan beberapa hari kedepan tak bisa bertemu. Ada rasa sedikit kecewa namun Seulgi tak berhak sama sekali dan Seulgi sadar akan hal itu.
Namun pesan selanjutnya mengatakan bahwa akan ada kejutan untuk Seulgi di minggu selanjutnya. Entah apa namun Seulgi sungguh penasaran. Senyumnya merekah kala ia berjalan sendirian menyusuri gang rumahnya. Membaca pesa dari Mino yang menyatakan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S10] SOME [COMPLETE]
FanfictionSOME, hubungan yang tidak terikat namun saling mengikat. Kang Seulgi, wanita berusia 28 tahun yang belum pernah menikmati manisnya hubungan percintaan yang sesungguhnya harus berurusan dengan Park Jimin, kepala divisi pemasaran di perusahaanya beker...