SOME Thirty-five

3.2K 581 54
                                    

Seulgi tengah duduk di sofa ruangan Jimin, sesuai dengan apa yang diucapkan Jimin pagi tadi, Seulgi menemani Jimin sampai pria itu menyelesaikan pekerjaannya. Dan lama kelamaan Seulgi mulai bosan, teh dan kue yang di hidangkan di meja pun juga hampir habis. Segala sesuatu sudah Seulgi lakukan, dari bermain game hingga membuka beberapa media sosial melalui ponsel pintarnya.

Pikirannya kembali pada Wendy yang meceritakan hubungannya dengan Suga. Hubungan yang masih berjalan beberapa minggu, namun sudah sangat jelas dan pasti akan di bawa kemana, tinggal menunggu Wendy untuk menjawab permintaan Suga. Sedangkan hubungannya dan Jimin masih saja tak jelas, hubungan tanpa status yang terlihat sungguh romatis.

Hah

Seulgi menghela nafasnya dalam-dalam, jika di pikirkan lebih jauh maka ia akan sedih dan kepikiran. Lebih baik jalani saja, Seulgi masih kuat untuk menjalani hubungan tak jelas ini, ia masih setia menunggu Jimin untuk segara menyatakan perasaannya dan membawa hubungannya semakin jelas dan terarah.

Seulgi lebih banyak melamun hingga ia tak sadar ada seseorang masuk di ruangan Jimin. Seorang perempuan dengan pawakan lebih tinggi dan lebih berisi darinya, terlihat sexy dan lebih menawan dan entah mengapa pikiran Seulgi mulai kemana-mana dan berpikir yang tidak-tidak. Banyak jangan-jangan yang muncul di otaknya.

"Tidak apa, duduklah. Kalau bisa segera selesaikan saja." ucap Jimin pada perempuan itu, sedangkan Seulgi masih duduk di tempatnya dan sungguh merasa bosan.

Sesekali Jimin memperhatikan Seulgi yang tengah bosan, kemudian ia terseyum melihat tingkah Seulgi yang mengemaskan karena bosan.

Waktu menunjukan pukul tujuh lewat, "Sooyoung-ssi, aku bisa minta tolong?" ucap Jimin pada perempuan itu.

"Iya pak?" balasnya ramah.

"Bisa kau pesankan makan malam?" pinta Jimin pada wanita bernama Sooyoung itu.

Sooyoung mengangguk dan segera keluar dari ruangan Jimin. Setelah Sooyoung keluar dari ruangannya, Jimin mulai mendekati Seulgi dan duduk di samping Seulgi kemudian mengengam tangan wanita itu.

"Bosan ya?" tanya Jimin yang kemudian mengalihkan pandangan Seulgi pada sumber suara.

Hanya sekilas Seulgi menatap Jimin kemudian kembali bermain dengan ponselnya. Jimin yang melihat itu hanya tersenyum kemudian merebahkan kepalanya di paha Seulgi.

"Kau kenapa eum?" tanya Jimin tak lepas memandang Seulgi yang fokus dengan ponselnya.

"Menemanimu dan bermain game." jawab Seulgi sedikit ketus.

Rasanya Seulgi ingin marah tapi ia juga tak berhak, satus hubungannya saja masih tak jelas.

Jimin terkekeh, "aku juga tau kalau kau sedang menemaniku dan bermain game."

"Kalau sudah tau kenapa bertanya?!" ketus Seulgi memotong ucapan Jimin.

Seketika Jimin mendudukan dirinya kembali menghadap Seulgi, memutar wanitanya agar juga mengahadap dirinya.

"Bukan itu maksudku, kau terlihat cemberut terus kenapa eum?" tanya Jimin mengusap lembut pipi Seulgi.

Seulgi hanya diam tak bergeming, bagaimana bisa ia mengatakan kalau ia tak suka jika Jimin dekat-dekat dengan wanita sexy itu tadi? Tak ada hak juga untuk melarang Jimin.

"Aw!" jerit Seulgi saat kemudian elusan di pipinya berubah cubitan gemas dari tangan Jimin.

"Kau ini sungguh mengemaskan!" ucap Jimin kemudian mendekatkan wajahnya dan mengesekan hidungnya dan hidung Seulgi.

Membuat Seulgi terdiam tak tau harus berbuat apa.

"Kau kenapa eum?" tanya Jimin sekali lagi saat ia sudah sedikit menarik menjauhkan wajahnya.

[S10] SOME [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang