#14

5.4K 357 10
                                    

Pagi harinya, Abdi terbangun dengan suara Alarm yang menunjukkan pukul 05.00

Abdi bukan tipe orang yang malas, dia termasuk orang yang disiplin, meskipun ngga disiplin amat sih. Abdi mengucek matanya seraya bangkit dari atas tempat tidurnya dan mematikan alarm yang masih berbunyi.

Dengan langkah gontai karena dia masih sedikit ngantuk, Abdi berjalan mengambil handuk yang tergantung dan masuk ke kamar mandi. Itu sudah jadi kebiasannya dari kecil, selalu bangun pagi tanpa di suruh. Karena bundanya mengajarkan agar dia tidak malas. Katanya, kalau malas rezekinya nanti seret. Gitu.

Kurang lebih 30menit ia mandi. Dia juga tak lupa mengambil wudhu untuk sholat shubuh. Dan sekarang, dia sedang menunaikan sholat.

****
Setelah sudah sholat, Abdi membereskan tempat tidurnya yang berantakan.

"Rapih" gumamnya.

Sekarang sudah pukul 05.30 , Abdi menuju ke lantai bawah dan pergi ke dapur untuk membuat susu. Setelah sudah, ia menuju ke ruang dapur untuk sarapan. Kali ini, karena bundanya sedang tidak ada di rumah, Abdi hanya memakan roti dengan selai coklat.

"Gini amat nasib gue."
"makan makan sendiri, tidur tidur sendiri" dan sedetik kemudian, dia tertawa. Gila memang. -_-

Abdi melihat ke jam tangannya dan ternyata sudah pukul 06.00 abdi segera meminum susu yang tadi dia buat, dan langsung keluar menuju garasi untuk mengambil mobilnya. Hari ini ia memutuskan untuk membawa mobil saja. Gantian. Itu mobil hadiah ulang tahunnya dari sang ayah.

Sebelumnya, Abdi tak lupa mengunci pintu rumahnya. Setelah itu, ia segera pergi untuk menjemput sang pujaan hati. Rara.

Setelah sekitar 25menit Abdi sampai di depan rumah Rara, berniat untuk masuk ternyata Rara sudah menunggu di depan gerbang rumahnya.

Abdi keluar dari mobil dan menghampiri Rara.

"Lo nungguin gue ya?" Abdi meledek Rara yang sedang meminum susu kotak rasa pisang kesukaannya.

Abdi sekarang tau, apa kesukaan cewek ini. Meskipun baru sedikit yang ia tau.

Rara membuang kotak susu yang sudah habis itu dan beralih menatap Abdi yang ada di depannya.

"Pd banget sih lo jadi cowok. Saran gue nih ya, jangan ke pdan. Ngeri gue ngeliatnya." jawab Rara

"Yaudah serah lo deh. Gue mau pamit dulu sama papa mama lo"

"Ngga usah, ini udah jam 06.30 ntar kita telat"

"Yaudah deh yuk"

Abdi kembali masuk ke mobil begitupun dengan Rara. Ia memilih duduk di belakang yang membuat Abdi mengernyitkan dahi bingung. "Lo kira gue supir lo? Pindah ke depan Ra"

Rara mencebikkan mulutnya dengan kesal. Dengan terpaksa, Rara keluar dan masuk ke dalam mobil lagi. Dia sekarang sudah duduk di samping Abdi.

Abdi segera menyalakan mobilnya dan mulai melaju menuju sekolahnya dengan kecepatan sedang karena masih jam segini juga.

"Gue nyalain musik ya? Boleh ngga?" tanya Rara. Pikirnya dari pada hening kaya gini kan ngga asik.

Abdi hanya melirik sekilas dan fokus lagi terhadap jalanan "Boleh, nyalain aja"

Rara menyalakan musik yang memutar lagu yang lagi ngetrend Jaz-Teman bahagia.

Rara menikmati lagunya, dia juga ikut menyanyi.

"Percaya aku takkan ke mana mana aku kan selalu ada temani hingga hari tua" Rara menyanyi sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

Abdi yang di sampingnya, tersenyum melihat Rara yang asik bernyanyi.

"Suara lo jelek, bikin enek"

Omongan Abdi membuat Rara yang sedang asik bernyanyi itu berhenti dan mendelik ke arah Abdi. "Enak aja lo!! Suara gue tuh mirip sama isyana sarasvati tau ga!!"

Abdi tertawa mendengar jawaban Rara "Hahahaha isyana? Ngimpi lo ketinggian Ra!!" jawab Abdi yang tambah membuat Rara kesal.

"Ish lo tuh ya nyebelin banget sih jadi cowok!!" Rara mensedipkan tangannya ke depan dada dengan bibir yang mengerucut.

Abdi terkekeh karna berhasil membuat Rara kesal. Entah kenapa ia sangat suka membuat Rara kesal. Baginya, ekspresi Rara cemberut itu malah lucu.

"Emang lo suka nyanyi?" tanya Abdi

Rara yang masih kesal dan melihat ke arah luar jendela hanya menjawab dengan gelengan kepalanya.

Abdi tersenyum "Gue becanda Ra, suara lo ngga jelek jelek amat si sebenernya. Jangan ngambek dong ntar cantiknya ilang."

deg.

Ucapan Abdi tadi membuat pipi Rara terasa panas dan jantung Rara deg degan.

Wuanjir si Abdi bikin jantung gue serasa lagi lari marathon. batin Rara

Rara memegangi dadanya dan mengelus ngelus agar rasa deg degannya ilang.

Abdi yang melihat itu bingung, kenapa Rara begitu?

"Ra, lo kenapa?"

Rara segera menghentikan aksinya itu. Syalan ketauan gue.

Rara menoleh mendapatkan Abdi yang sekarang sedang menatap heran ke dia. "Ha-h g-ue gapapa kok" jawabnya terbata bata

Rara memalingkan wajahnya. Memandang Abdi membuat Rara deg degan lagi.

Gue tuh kenapa sih?!?! tanyanya dalam hati.

"Lo ngga mau turun?" tanya Abdi yang membuat Rara tersadar.

Rara memandang ke arah luar, ternyata sudah sampai di parkiran sekolahnya.

"Hehehe ngga tau guenya. Yaudah gue turun" saat Rara mau turun, Abdi mencekal tangannya.

Tanpa aba aba, Abdi mengecup pipi Rara.

cup.

Membuat keadaan di dalam mobil terasa begitu panas, keduanyapun memalingkan wajah dan saling diam.

Rara merasa nafasnya terhenti akibat tadi. Anjir gue berasa mau mati, untung kagak punya serangan jantung nih gue. batin Rara

Astaga abdi apa yang lo lakuin tadiiiii. batin Abdi.

Batin mereka berperang, seakan akan kejadian tadi membuat keduanya serangan jantung secara tiba tiba.

Rara sudah sadar, tapi jantungnya masih deg degan. Daripada makin ngga jelas, Rara memutuskan untuk keluar dari mobil. "g-ue du-duluan"

Setelah itu, Rara keluar dari mobil Abdi dan berjalan menuju kelasnya dengan jantung yang masih belum stabil.

Sedangkan Abdi, cowok itu masih belum tersadar atas apa yang ia lakukan tadi pada Rara.

"Ya allah gue khilap tadi!!!" sesalnya di dalam mobil yang masih terasa hawa panasnya itu.

Di dalam hatinya, ia berpikir apakah Rara marah padanya atau tidak. Abdi takut jika Rara marah padanya. Tapi, kalau marah wajar sih salah Abdi juga.

Tapi, kalau Rara marah peluang Abdi untuk dapetin Rara kemungkinannya sangat kecil. Padahal, tadi sebelum kejadian itu dia sama Rara sepertinya sudah agak baikan tidak saling ribut jika bertemu seperti sebelum sebelumnya.

Abdi menghela nafas kasar dan mengacak rambutnya "Huh.. Nanti gue samperin Rara deh biar ngga marah dan gue juga harus minta maaf ke dia"

Setelah itu, Abdi segera mengambil tas nya yang ada di jok belakang dan segera keluar dari mobilnya.

Ia mulai berjalan menuju kelasnya.

Nanti aja deh pas istirahat, dia masih shock pasti. batin Abdi

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vote dan Comment ya

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang