#40

3.4K 255 7
                                    

Tak terasa sudah dua minggu Abdi koma dan sudah dua minggu pula Rara menjalani hidup dengan hampa. Padahal dulu saat pertama kali dia kenal Abdi, menurutnya dia itu menyebalkan dan pengganggu.

Tapi sekarang Rara merasakan rindu yang teramat dalam pada Abdi. Semuanya belum terlambat, Rara ingin memperbaiki semuanya. Termasuk hubungannya dengan Abdi.

Saat ini jam istirahat sedang berlangsung, Rara memilih untuk berdiam di kelas saja dan mengerjakan tugas dari gurunya karena semalam dia tak sempat mengerjakan akibat ke rumah Alex.

Ya, tadi malam Alex dan mama nya berangkat lagi ke Amerika untuk pengobatan lagi karena kondisi Alex yang dikhawatirkan memburuk.

Dia baru saja pulang pukul sepuluh malam tak mungkin sekali jika Rara mengerjakan tugas.

Tiba-tiba ada sebuah roti dan es teh tergeletak di mejanya. "Dari gue Ra."

Rara mendongak mendapati Guntur yang tersenyum merekah.

"Gue ngga laper Guntur, buat lo aja."

"Yaah padahal gue udah bela-belain ke kantin cuma buat beli itu buat lo."

Setelah mendengar penuturan Guntur akhirnya Rara menghela nafasnya. "Yaudah thanks ya."

Guntur membalikkan kursi yang ada di depan meja Rara sehingga menghadap ke arah Rara. "Lo kenapa hari ini lemes banget Ra? Kaya ngga ada gairah hidup." ucap Guntur dengan terkekeh.

"Gue nggapapa kok."

"Biasanya tuh ya kalau cewek ngomong nggapapa pasti ada apa-apa. Jadi ya, gue sebagai cowok yang peka tau pasti lo lagi ada apa-apa kan?"

"Sok tau sih lo!"

"Yeeu serius nih gue."

"Idup lo serius-serius amat."

"Gue juga serius sama lo."

Rara yang sedang meneguk es teh nya pun tersedak. "uhuk uhuk uhuk"

Setelah merasa lebih baik, Rara menatap Guntur dengan menaikkan satu alisnya. "Bodoamat!"

Terlihat Guntur seperti menghembuskan nafasnya kasar. "Apasih yang lo tunggu dari Abdi? Lo ngga liat dia masih koma? Di sini ada gue yang selalu ada buat lo Ra."

"Maksud lo?"

"Gue yakin lo ngerti maksud gue Ra."

"Ck. Lo mending pergi deh Gun, gue lagi ngga mood sama orang."

"Ucapan gue tadi serius Ra,"

Alah apaan paling itu bagian dari rencana lo.

"Sebelum gue ngamuk mending lo pergi sekarang." tegas Rara.

"Oke."

Setelah itu Guntur pergi dari kelas Rara.

Rara mengacak rambutnya frustrasi, ia pusing sekali.

Ponsel nya memunculkan sebuah notifikasi dari Darel.

Darel : Lo di kelas Ra?

RaraAWilliam : Y, knp?

Darel : Gue sama Titan otw kesitu.

RaraAWilliam : Ok.

Tak lama dua orang itupun sampai di kelasnya. Seperti biasa Titan sudah sok akrab dengan mengajak ngobrol temannya.

"Hai!"

Dita, yang merasa tersapa pun menoleh. Pipinya langsung memerah seperti tomat. "H-ha-hai."

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang