Abdi's pov
Gue menghempaskan tubuh gue dengan kasar ke King size. Hati gue seneng banget bisa makan bareng sama Rara berdua. Gue masih teringat tadi saat dia ngga malu buat ngajak gue makan Pecel lele yang gue yakini cewek lain ogah-ogahan buat makan disitu.
Gue pikir Rara tipe cewek yang sama kaya cewek-cewek yang lain, ternyata gue salah. Rara berbeda dari yang lain. Gadis itu dengan segala kesederhanaannya ngebuat gue menaruh hati padanya. Gadis itu yang sudah seminggu ini membuatnya uring-uringan ngga jelas.
"Ra, ternyata gue emang beneran suka sama lo." ucap gue dengan mata yang terpejam.
Gue meraba saku celana gue untuk mengambil ponsel gue dan segera membukanya. Gue berniat untuk chat Rara.
AbdiJKusuma : Thanks ya Ra buat malam ini.
Dan tak butuh waktu lama, pesan gue langsung dibalas oleh dia.
Rara : Yoi!
Rara : Tapi inget! Gue masih marah ya sama lo. 😈🔪AbdiJKusuma : Uhhh seremmmm 😱
AbdiJKusuma : Iya iya gue inget kok. Yaudah sana gih lo tidur udah malem.
AbdiJKusuma : jangan lupa sholat dulu abis itu sebelum tidur baca do'a.
AbdiJKusuma : Good night 😴💞Rara : Y.
Read.
Gue terkekeh dan segera bangkit untuk melepas baju yang gue pake tadi. Dan sekarang gue hanya memakai kaos oblong dan boxer. Malam ini gue tidur sendirian lagi di rumah cuma ditemenin sama guling. Ngenes amat gue.
Semoga aja besok bunda sama ayah udah pulang. Gue kangen banget sama mereka, biasanya kalo mereka pergi ya mesti gue ikut kan gue buntut mereka.
Gue memutuskan pergi ke balkon dan menikmati udara malam, menatap langit malam yang bertaburan bintang dan juga bulan yang indah.
Apakah gue serius sama Rara? Gue takut nantinya gue bakal nyakitin dia sama seperti kejadian tiga tahun dulu sebelum orang yang gue sayang pergi ninggalin gue karena kebodohan gue sendiri. Itu juga yang menjadi alasan gue pindah ke Amerika dan melanjutkan sekolah gue disana, berharap gue bisa ngelupain kejadian itu. Tapi sepertinya ngga bisa. Gue masih merasa bersalah, dan karena itu juga temen gue membenci gue dan menjauh dari gue.
flashback on
Abdi sedang bermain bersama kedua sahabatnya Aluna dan Guntur. Mereka bertiga selalu bersama dari kecil, hingga saat mereka tumbuh mulai dewasa mereka bertiga dihadapkan oleh permainan yang melibatkan sang hati. Cinta.
Aluna sedang duduk bersama Abdi di taman favorite mereka bertiga.
"Abdi, Luna boleh bilang sesuatu ngga?" tanya Aluna dengan menunduk tak berani menatap Abdi.
"Boleh, kenapa harus tanya? Kan biasanya juga enggak."
"Kalau Luna bilang Luna sayang sama Abdi gimana?"
Abdi megerutkan keningnya bingung. "Loh? Kan kita bertiga emang saling menyayangi Lun," balasnya.
Luna menggaruk tengkuknya bingung bagaimana ia menyampaikan isi hatinya. "Emm.. Maksud Luna bukan sebagai sahabat, tapi sebagai Luna sendiri yang sayang sama Abdi, dan juga"
"Suka sama Abdi." sambungnya.
Tanpa mereka sadari, di belakang mereka berdiri sosok Guntur yang mematung kaget mendengar penuturan dari Luna. Guntur sudah menyukai Luna sejak dulu, dia juga yang selalu menjaga Luna dan menemani Luna setiap saat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIRA [COMPLETED]
Teen Fiction#225 Teen Fiction (23-6-2018) #160 Teen Fiction (24-6-2018) (Follow dulu sebelum membaca, karena nanti akan ada pirvate part.) "Aku jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali kita bertemu." - Abdi Jaya Kusuma. "Lo.. Ngerubah hidup gue, yang tadinya h...