#32

3.5K 270 0
                                    

Paginya Rara terbangun karena gedoran pada pintu kamarnya yang sangat mengganggu.

TOK! TOK! TOK!

"BERISIK!!!" teriaknya dengan kesal.

Rara menyibakkan selimutnya dan turun dari ranjangnya lalu membuka pintu kamarnya dengan kesal. Dan dia mendapati sosok abangnya yang sedang cengengesan ngga jelas.

"Eh kok udah bangun Ra?" tanya abangnya dengan meledek.

Rara merosotkan bahunya dan bersandar pada tembok. "Lo ganggu tidur gue bang!" jawabnya dengan menahan geram.

"WAH WAH LO MIMPI JOROK YA?!?! NGAKU LO!!! GUE ADU-"

Rara langsung membekap mulut Rendy dengan kedua tangannya. "Hmph-leph-hash-in!"

Rara menjauhkan tangannya dari mulut Rendy dan menatap sengit ke arahnya. "Tangan lo bau banget najis!"

"Sukurin!!!" balas Rara sambil memeletkan lidahnya. "Lagian lo jahil banget sih bang!"

"Jahil apaan dah? Sono lo mandi!"

"Yaelah ini masih jam lima abannnng."

"Ck. Buruan sanaaa! Kali-kali kek mandi cepet." ucap Rendy sambil mendorong Rara masuk ke dalam kamarnya.

"Apaan sih bang!!"

"Heh tulul jam lima dari mana?!?! Ini udah jam setengah tujuh!"

Rara langsung melotot dan dia baru sadar jika abangnya ini sudah mengenakan seragam dan sudah memakai sepatu. "ANJIR!!!" Dengan gerakan cepat dia langsung ngacir ke kamar mandi dengan terburu-buru.

Setelah hampir 30 menit, Rara sudah selesai dan sekarang dia berada di meja makan dengan menggengam satu gelas susu.

Rara celingukan mencari sesuatu, tapi tidak ada. Kok ngga ada Abdi? batinnya.

"Di depan!" sahut abangnya.

Rara menoleh dan menatap bingung pada Rendy. Sementara Rendy berdecak kesal akan kelemotan Rara. "Ck. Lo nyari si Abdi kan? Noh di depan!" Baru setelah itu mulut Rara membentuk huruf o.

"Kok ngga masuk bang?" tanya Rara sambil memakai sepatunya.

Rendy mengendikkan bahunya acuh.

"Yaudah gue duluan ya bang! Sarapan di sekolah aja ntar."

"Jangan boong lo!"

"Iye-iye!"

Mengapa Rendy bilang seperti itu? Karena Rara itu sebenarnya sangat tidak suka sarapan, tapi mamanya selalu memaksa agar sarapan. Alhasil jika mama dan papa nya tidak ada di rumah, ya seperti ini dia akan beralasan sarapan di sekolah padahal yang terjadi tidak.

"Awas lo boong gue aduin ke mama terus uang jajan lo dipotong!"

Rara mendelikkan matanya tajam. "ENAK AJA!!!"

"Ya itu sih tergantung lo."

"Ah udahah lama!" Rara langsung menarik pergelangan tangan Rendy dan mencium telapak tangannya. "Assalamu'alaikum!"

"WA'ALAIKUMSALAM."

Rara merapihkan seragamnya dan menyampirkan tas nya dibahu. Dia melihat Abdi yang sedang duduk sambil memainkan kunci mobilnya. Rara sedikit tak enak hati karena mungkin Abdi menunggu sudah dari tadi dan dia baru siap sekarang.

Kenapa gue canggung gini sih?

"Ab?"

Abdi menoleh dan langsung tersenyum cerah. "Hai! Selamat pagi." ucapnya.

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang