#43

3.5K 270 3
                                    

Sepertinya cuaca hari ini sedang berpihak pada Rara. Rara belum bisa menerima kenyataan bahwa Abdi tak mengingat dia.

"Kenapa lo ngga inget gue Ab? Apa gue udah ngga berarti lagi bagi lo?"

"Dan kenapa harus orang lain yang lo inget? Kenapa bukan gue?"

Saat ini Rara berada di taman Rumah Sakit, suasana taman kali ini sepi mungkin karena cuaca yang mendung. Tapi tak masalah bagi Rara karena dia sudah tak peduli lagi dengan keadaan.

Air matanya menetes begitu juga dengan hujan yang mulai berjatuhan membasahi tubuhnya.

Rara tetap tak bergeming, dia tetap duduk dan terus menangis diiringi air hujan. Sampai akhirnya.

"RARA!!!"

Rara menoleh, dia mendapati Titan berlari ke arahnya sambil membawa sebuah payung. "LO GILA?!?! LO BISA SAKIT!!"

"Kenapa Abdi ngga inget sama gue Tan? Kenapaaaa?!?!"

"Lo begini cuma karena itu? Itu hanya sementara Ra! Lo bisa bantu dia inget lagi sama lo!"

"Tapi gue sakit Tan, kenapa yang dia inget perempuan lain bukan gue?!?!"

Titan menghela nafasnya kasar. "Sekarang gue antar lo pulang! Cepet!"

Rara menggeleng dengan keras. "GUE NGGA MAU!!!"

"Jangan keras kepala Ra!"

"Gue ngga mau Titan."

Tanpa pikir panjang Titan langsung menarik tangan Rara dengan paksa agar Rara mau pulang.

Rara berusaha melepaskan tangannya dari Titan. "Lepasin!! Gue ngga mau pulang!"

"Diem!"

Setelah sampai di parkiran, Titan langsung memasukkan Rara di mobilnya. "Masuk!"

"Tapi gue basah Titan."

"Udah nggapapa."

Dengan pasrah Rara masuk ke dalam mobil Titan.

"Sorry Ra, tadi gue sedikit kasar sama lo. Tapi itu demi kebaikan lo."

Rara tak menjawab omongan Titan. "Yaudah gue antar lo pulang ya."

Mobil mulai menjauh dari Rumah Sakit. Di dalam pelajaran tak ada suara sama sekali yang keluar dari Rara maupun Titan, semuanya diam. Hening.

Selang beberapa menit mobil yang dijalani Titan sudah sampai di depan rumah Rara. "Udah sampe Ra."

"Tau!" ketus Rara.

Rara segera turun dari mobil Titan diikuti dengan Titan yang juga turun.

Rara menghentikan langkahnya lalu menatap Titan heran. "Lo ngapain ngikutin gue?!"

Titan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Ya gue mau bilang ke abang lo atau mama lo lah."

Rara memencet bel rumahnya berkali-kali sampai suara teriakan mama nya dari dalam terdengar. "IYA IYA TUNGGU SEBENTAR!!!"

"Emak lo toa banget Ra." bilik Titan.

Dengan keras Rara langsung memukul tangan Titan. "Enak aja lo ngatain Mama gue toa!"

Ceklek.

"Sia-"
"YA ALLAH RARA! KENAPA KAMU BASAH KUYUP GINI?!?!"

Rara dan Titan menutup telinganya karena suara Mama Rara yang sangat mengganggu pendengaran. "Mama! Ngga usah teriak-teriak ih brisik!"

"Mama tanya, kenapa kamu basah kuyup gini Rara?"

"Ta-"

"Tadi tuh gini tante, Rara hujan-hujanan di Rumah Sakit. Kaya bocah banget masa ya tan?" jelas Titan.

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang