#45

3.5K 269 4
                                    

Saat ini kelas Rara sedang mendapatkan pelajaran musik, kebetulan jadwal nya sama dengan kelas XI IPA 4. Kelas Abdi. Jadi saat ini di ruang musik terdapat kelas XI IPS 2 dan XI IPA 4.

Rara sedari tadi sudah deg-degan karena dia belum hapal sekali dengan not piano, sudah lama dia tak bermain piano makanya dia sedikit takut.

"Lo kenapa sih Ra?" tanya Wiya.

Rara menoleh. "Gue takut, udah lama ngga main piano soalnya."

"Takut apa deg-degan ada Abdi?" sahut Rika.

"Eh diem lo Rik! Gue tampol lo pake kaos kaki gue!"

"Najis! Bau anjir!"

"Ya makanya diem."

"Perhatikan saya semuanya!" ucapan Pak Juned selaku guru musik di sekolah nya. "Semua anak satu persatu maju membawakan sebuah lagu dengan menggunakan alat musik. Ini menjadi nilai akhir semester kalian, jadi kalau kalian ingin naik kelas ya kalian harus maju."

"Yaaaaaah" keluh semua anak termasuk Rara.

"Pak kalau nyanyi doang ngga pake alat musik boleh ngga?" tanya salah satu anak dari XI IPA 4

"Itu sih terserah kalian, kalau mau nilai bagus ya pake alat musik."
"Yasudah, dimulai dari IPA 4 dulu ya."

"YES!!!" seru semua anak IPS 2

Berarti Abdi maju pertama dong. batin Rara.

"Abdi Jaya Kusuma, kamu maju pertama karena kamu absen paling atas."

"Iya pak."

Abdi maju dan mengambil sebuah gitar yang sudah disediakan, lalu dia duduk di kursi yang ada di sana.

Semua anak perempuan memekik kegirangan melihat Abdi yang akan bernyanyi.

"Ini lagu buat seseorang yang gue sayang." ucap nya.

Ciyeee Rara!

Wiwwwiiiit

Cihuuuuuy

AAAAA SOSWEET BANGET ABDI

Yaampun makin cinta gue sama lo Ab.

Sedangkan Rara, pipinya sudah memerah seperti tomat. Dia malu sekali.

Ana menyenggol lengan Rara. "CIYE!"

"Apaan sih lo!"

"Sarah." ucap Abdi dengan tersenyum.

Rara yang tadinya tersenyum cerah kini senyum nya itu luntur dan berubah menjadi raut wajah kekecewaan. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum kecut.

Gue lupa, kan sekarang yang lo sayang Sarah bukan gue.

Abdi mulai menyanyikan lagu dari Jazz-Kasmaran.

Semua yang ada di ruangan itupun menikmati lagu yang dibawakan oleh Abdi, kecuali Rara. Ia hanya melamun sampai tak sadar bahwa Abdi sudah selesai bernyanyi.

Semua nama sudah disebut dan maju, kelas nya juga saat ini sudah beberapa yang maju. Dan kini giliran nama Rara yang terpanggil.

"Rara Anindita W silahkan maju."

Rara belum menyadari jika namanya terpanggil.

Safir menyadarkan Rara dengan menepuk pundaknya. "Ra!"

"Hah iya saya!" Rara langsung berdiri dan maju ke depan.

"Mau pake apa?"

"Piano pak."

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang