#42

3.4K 256 2
                                    

"Ab, gue minta maaf baru bisa jenguk lo hari ini." ucap Rara dengan menggengam tangan Abdi yang ia letakkan di pipinya.

"Gue kangen lo nih, lo ngga kangen gue apa? Jahat banget! Gue mau ngambek ah sama lo!"

"Sekarang Guntur udah dipenjara Ab, jadi lo sekarang tenang karena ngga bakal ada yang gangguin lo. Lo ngga tau kan kemarin gue hampir mati gara-gara dia, kenapa sih lo ngga nolongin gue? Padahal gue kan butuh lo banget, gue berharap lo yang nyelamatin gue."

Rara menghela nafasnya sejenak setelah itu membuangnya dengan kasar. Rara mengusap tangan Abdi dengan lembut. "Kalau lo sayang sama gue, gue mohon bangun Ab. Tapi kalau lo ngga sayang sama gue,"
"Gue ikhlas."

Setelah mengucapkan itu Rara menunduk, air matanya sudah banjir membasahi pipinya. Tapi tiba-tiba jari-jari Abdi bergerak dan itu membuat Rara terkejut. Tanpa pikir panjang dia langsung keluar dari ruangan Abdi dengan tergesa-gesa.

"DOKTER!! DOK!!!"

"Kenapa sayang?" tanya Bunda yang kaget karena teriakan Rara.

"Abdi bun! Tangan Abdi bergerak!"

Bunda nya menutup mulutnya tak percaya. "Darel! Tolong kamu panggilkan dokter ya nak! Cepat!"

"Iya Bunda!"

"Bunda telpon Ayah dulu ya Ra,"

Setelah itu dokter masuk ke dalam ruangan Abdi. Semua yang ada di luar ruangan tak henti-hentinya mengucap syukur.

Setelah beberapa menit akhirnya dokter keluar. "Gimana dok?"

"Alhamdulilah, Pasien sudah sadar dan kondisinya juga sudah stabil. Tapi dimohon jangan terlalu diajak interaksi ya."

"Terimakasih dok."

"Baik, saya permisi dulu."

"Bunda!" Ayah baru saja datang dari kantor, dia sangat buru-buru mendengar kabar tadi. "Gimana bun?"

"Alhamdulilah yah, Abdi udah sadar."

"Kita boleh masuk?"

"Boleh, yuk."

Bunda dan Ayah masuk ke dalam ruangan. Sedangkan Rara, Darel dan Titan masih berada di luar.

"Lo ngga masuk Ra?"

"Nanti aja."
"Kalian bolos lagi?"

"Lo bolos lagi?" tanya balik Titan.

Rara menyengir kuda. "Hehe"

"Gue minta maaf banget Ra, kemarin kagak ikut bantuin lo. Tapi kemarin yang kasih tau bang Rendy itu kita kok." jelas Darel

"Yang penting gue nggapapa."

"Eh Ra! Temen kelas lo yang namanya Dita lucu bet dah ya ampun, gemes gue."

"Halah apaan lo! Dasar play boy cap kampak!" timpal Darel.

Titan tak terima. "Dari pada lo! Jomblo dari dulu! Kagak laku kan lo?!?!"

"Eh lo-"

"Tan! Tan! Suster Farah Tan!" heboh Rara. Membuat Titan langsung celingukan.

"Mana mana?!?!"

Rara tak kuasa menahan tawanya, akhirnya dia meledakkan tawanya cukup keras sampai terpingkal-pingkal. "Bwahahaaahaha! Yaelah lo mau aja gue kibulin!"

"Mampus lo!"

Sedangkan Titan menampakkan wajah datarnya. "Ngga lucu."

"Ra, ada yang ngambek nih."

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang