#41

3.4K 258 4
                                    

Rara mengerjapkan matanya. Setelah terbuka dengan sempurna dirinya menatap sekeliling, ini bukan di dalam toilet melainkan di sebuah ruangan yang sedikit pencahayaan.

"Gue ada di mana!!" Saat akan beranjak, ternyata tangannya diikat begitu juga dengan kakinya.

"SHIT" umpatnya.

"TOLOOOOONNGGG!!!!!"

Air matanya sudah bercucuran, Rara tak tau sekarang dia ada di mana. "Abaaaang tolong Raraaaa" lirih Rara berharap abang nya mendengar, karena ikatan batin seorang adik kakak sangatlah kuat. Ia harap begitu.

Pintu itu terbuka lebar menampakkan tubuh seseorang. Nampak orang itu berjalan ke arah saklar lampu dan menyalakannya.

Betapa terkejutnya Rara orang itu adalah Guntur. "GUNTUR!!! TOLONG GUE GUN!!!"

Guntur dengan tergesa-gesa melangkah ke arah Rara. "Raraaa!!!"

"Untung ada lo Gun! Kalau ngga gue ngga tau bakal gimana. Ayo lepasin ikatan gue Gun!" pekiknya.

Guntur tersenyum miring dan mendekatkan wajahnya pada Rara, refleks Rara pun menjauhkan wajahnya dari Guntur. "Guntur! Lo apa-apaan sih!"

Guntur mengusap wajah Rara menggunakan jarinya. "Beruntungnya si pembunuh itu dapetin lo Ra."

"GUNTUR!!!"

"Sssttt diam sayang,"

Rara benar-benar takut saat ini, keringat sudah bercucuran dimana-mana. "Jangan macem-macem Gun!!!"

Guntur lebih mendekatkan wajahnya dengan Rara. "Sedikit aja paling,"

"Lo licik tau ngga!!!"

"Licik?"

"Iya!!! Lo kan yang udah nabrak Abdi dengan sengaja!!! Hah!"

Guntur terkejut, raut wajahnya menjadi datar. Namun sedetik kemudian dia tersenyum miring. "Jadi lo udah tau sayang?"

"Jadi bener lo pelakunya?"
"GILA YA LO!!!"

"BUKAN GUE YANG GILA, TAPI SI PEMBUNUH ITU YANG GILA!!! DIA YANG BUAT PEREMPUAN YANG GUE CINTA PERGI SELAMANYA!!!"

"Dan sekarang...."

Guntur mengusap rambut Rara. "Lo yang harus pergi Rara Anindita William."

"JANGAN MACEM-MACEM GUNTUR!!!"

"Sebenarnya sih gue ngga mau ngelakuin ini ke lo, tapi karena lo perempuan yang dia sayang jadi gue pilih lo."

"Lo gila!!!"

"DIA LEBIH GILA RA!!! LO NGGA TAU GIMANA SAKITNYA GUE DITINGGAL PEREMPUAN YANG GUE SAYANG RA!!!" Tak disangka Guntur meneteskan air matanya. Tubuhnya merosot ke lantai. "Lo ngga tau Ra, betapa gue sangat merasa kehilangan separuh jiwa gue Ra. Lo ngga tau." lirihnya.

Rara sedikit iba padanya, tapi posisinya sekarang juga sangat penting. "Itu bukan salah Abdi Gun, bukan. Itu udah kehendak yang di atas." ucap Rara pelan-pelan.

Guntur menoleh. "Lo bilang apa? Bukan salah dia? JELAS ITU SALAH DIA RA!!!"

"Lo harus tenang Guntur!"
"Gue tanya sama lo sekarang, kalau pun misalnya lo memang mau balas dendam sama Abdi dengan cara bunuh gue apa perempuan yang lo sayang bakal balik lagi? Engga Gun, engga."

"TAPI SETIDAKNYA ABDI RASAIN JADI GUE!!!"

"LO EGOIS GUNTUR!!! LO NGGA TAU KAN GIMANA KONDISI ABDI SEKARANG? DIA KOMA!!! DAN ITU GARA-GARA LO!" Rara juga sudah terbawa emosi, dirinya tak dapat mengontrol.

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang