#25

4.1K 297 1
                                    

Bel pulang sudah berbunyi dari lima menit yang lalu, tapi Rara belum pulang besok jadwal paiketnya. Ada beberapa temannya juga.

Abangnya sudah pulang duluan jadi mungkin dia akan pulang naik taxi. Tapi saat dia akan keluar, dia menemukan Abdi yang sudah bersandar pada pintu kelasnya.

"Loh ngapain?" tanyanya dengan heran.

"Nungguin kamu lah."

"Bareng?"

"Iya, sayang." balas Abdi dan itu membuat pipi Rara merona.

Abdi tersenyum geli. "Kamu sekolah pake blush on ya?" tanyanya dengan menoel-noel pipi Rara.

"Ap-apaan sih!!"

"Pulang yuk."

Rara mengangguk.

Abdi menggengam tangan Rara, dan itu membuat Rara risih. Menurutnya ini kan masih di sekolah, meskipun sudah tak ada murid yang lain tetap saja dia risih.

"Ab, jangan kaya gini. Lepas,"

Abdi menoleh dan segera melepaskan genggamannya pada tangan Rara. Mereka melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

"Nih pake helmnya." ucap Abdi sambil menyerahkan helm yang sudah ia beli untuk Rara.

Rara menerimanya dan segera memakainya. Tapi dia kesusahan mengaitkan pengait helmnya.

"Ish! Susah amat sih!" kesalnya.

Abdi terkekeh geli dan menarik Rara agar mendekat. "Sini aku bantuin!"

"Udah kan? Yuk naik."

"Gimana naiknya? Ini tinggi banget."

"Sini pegangan bahu aku terus kamu naik."

Dan Rara sudah naik di atas motor Abdi.

Abdi melepaskan jaketnya dan menyodorkannya pada Rara yang ada di belakangnya. "Nih pake buat nutupin paha kamu."

Rara meng-iyakan perintah Abdi itu dan segera melaksanakannya, karena memang pahanya sedikit terkekspos karena rok seragamnya hanya selutut.

Mereka berdua membelah jalanan Jakarta yang nampak tak macet seperti biasanya.

Dan tiba-tiba motor Abdi berhenti di sebuah kedai es krim. "Ngapain Ab?" tanya Rara yang sudah turun dari motor Abdi.

"Mampir dulu yuk, suka es krim kan?"

"SUKA!!! AYOOO!!!"

Rara menarik tangan Abdi dengan cepat sampai-sampai dia terlonjak kaget. Abdi menarik tangan Rara untuk berhenti. "Kenapa?" tanyanya dengan heran.

"Helm nya di lepas dulu Ra," ucap Abdi dengan menunjuk ke kepala Rara.

Rara menepuk menepuk keningnya sendiri. "Aduh! Gue lupa hehehehe"

Abdi membantu Rara melepaskan helmnya. "Kamu masuk dulu aja aku mau naruh helm dulu di motor."

Rara menuruti perintah Abdi, dirinya segera masuk ke dalam kedai es krim itu. Rara memilih duduk di dekat kaca yang mengarah langsung ke jalanan.

Abdi sudah kembali dan duduk di depan Rara. "Udah pesen?" tanyanya.

"Belum."

Seorang pelayan menghampiri mereka berdua. "Mau pesen apa mas, mba?"

"Kamu apa Ra?"

"Emmm gue gelato cappucino aja."

"Yaudah itu aja mbak, 2 ya."

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang