#20

4.7K 330 7
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 malam. Dan saat ini Rara sedang mondar-mandir di depan lemari pakaiannya. Dia bingung akan memakai baju apa. Sudah berulang kali dirinya mencoba. Pertama dia memilih dress tapi dia ngga nyaman. Kedua dia memilih celana jeans dan kaos tapi katanya terlalu ketat.

Rara mengacak rambutnya frustrasi. "Yaelah napa gue ribet sih! Kan cuma jalan doang." ucapnya.

Rara memandang pakaiannya yang sudah tersampir di ranjang, dan pilihannya terjatuh pada sweater berwarna orange dan celana kulot berwarna hitam ditambah topi.

Dia memperlihatkan dirinya dikaca "Kece bet dah gue!"

Ponsel Rara yang berada dinakas berdering. Ia segera membukanya.

Cowok nyebelin : Gue udh di dpn rumah lo. Cepet keluar!

Rara menghembuskan nafasnya sejenak. "Okelah itung-itung makan gratis." ucapnya lalu bergegas mengambil sling bag miliknya.

Sebelumnya Rara mencari keberadaan Bi Inah untuk meminta izin karena mama dan papanya sedang pergi ke rumah neneknya yang berada di bogor.

"Bi Inah!!!"

"Iya non Bibi di dapur." sahutnya.

Rara menghampiri Bi Inah yang sedang menyiapkan bahan-bahan untuk memasak. "Eh Bi! Ngga usah masak, Rara mau keluar nanti sekalian makan. Abang juga ngga ada di rumah."

"Owalahh yasudah deh Bibi ngga jadi masak."

"Yaudah Rara pamit keluar ya Bi."

"Hati-hati ya non. Maaf nih Bibi ngga bisa anterin non sampe ke depan ya."

"Iya nggapapa. Yaudah ya bi. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam."

Rara segera berjalan menuju pintu rumahnya. Baru saja ia membuka, ia melihat Abdi yang sedang duduk melemprak sambil memandangi mobilnya yang terparkir di depan rumah Rara.

Rara menahan tawanya agar tidak keluar dan menghampiri Abdi. "Macem pengemis aja lo!" ejeknya dengan terkekeh.

Abdi menoleh dan mendapati Rara yang sedang berdiri di hadapannya. "Lama amat sih lo! Jamuran nih gue nungguinnya." balas Abdi dengan cemberut.

"Dih ngambek."

Abdi membuang mukanya ke arah lain.

Lah kok malah jadi dia yang ngambek ke gue? heran Rara dalam hati.

"Jadi ngga jalannya? Kalo kagak gue masuk lagi nih!"

Abdi segera menarik pergelangan tangan Rara untuk menuju ke mobilnya. "Woy! Sabar elah sakit nih tangan gue lo tarik-tarik!"

Ucapan Rara membuat Abdi melepaskan tangannya pada Rara. "Aduh maaf Ra! Mana yang sakit? Mana?" panik Abdi sambil mengusap-usap tangan Rara.

Rara menegang seperti ada sengatan dihatinya. Dirinya menatap Abdi yang sedang mengusap tangannya itu.

Ada apa dengan gue? tanyanya dalam hati.

Sampai tepukan dipipinya menyadarkan Rara. "Kenapa lo?" tanya Abdi.

Rara gelagapan masa iya dia harus jawab jujur. Kan bisa malu dianya. "Gue nggapapa kok." balasnya. "Buruan yuk lah jalan. Laper nih gue!" sambung Rara dengan ekspresi yang dibuat seperti sudah tak makan berapa hari.

Dia segera menarik tangannya yang tadi dipegang oleh Abdi dan langsung masuk ke dalam mobil.

Dirinya sudah masuk dan duduk manis di dalam mobil tapi tak ada pergerakan dari Abdi yang masih berdiri disamping mobil.

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang