#28

3.7K 276 1
                                    

Abdi juga kembali ke kelasnya yang ramai sekali seperti pasar. Abdi berjalan menuju tempat duduknya sendiri yang berada di pojok, tepat di belakang tempat duduk Darel dan Titan.

Sarah. Cewek yang selalu berdandan menor itu mendekat ke arah Abdi dan duduk di sampingnya.

Abdi melirik pergerakan Sarah yang akan menyentuh tangannya. Buru-buru Abdi menjauhkan tangannya dari meja. "Apa sih lo!" gertaknya.

Sarah menampilkan wajah cemberutnya. "Kamu kok gitu sih sama aku?" balas Sarah dengan nada yang menurut Abdi menjijikan.

Dia tau kalau Sarah menyukainya sejak pertama kali dia masuk dalam kelas ini dari Titan, karena Sarah meminta nomor hp Abdi pada Titan. Beruntung Titan tidak memberikannya, tapi bukan berarti Sarah diam. Dia terus saja mengirimi dm dari akun instagram nya.

"Sana ke tempat lo sendiri!"

"Ngga mau! Aku mau di sini nemenin kamu."

"Cih. Ogah!"
"Sana!"

"Apasih kurangnya aku Ab dimata kamu? Sampai-sampai kamu malah milih cewek yang ngga terkenal di GHS." ucap Sarah dengan kesal.

"APA KURANGNYA AKU DI DALAM HIDUPMU" Titan bernyanyi tak jelas yang diyakini dia sedang menyindir Sarah. "Banyak!!!" sahut Darel dengan kekehan.

"HINGGA KAU CURANGI AKUUUUUU"

"DIEM KALIAN!!!" kesal Sarah.
"Ab! Temen kamu nyebelin banget sih!" rengeknya dengan nada yang dibuat-buat.

Abdi menaikkan satu alisnya dan melirik Sarah sekilas. "Buat gue, Rara itu berbeda dari cewek lainnya. Dia itu sederhana, dan gue mencintai dia dengan apa adanya. Dan satu lagi, gue ngga peduli mau dia bagaimanapun, karena gue akan selalu cinta sama dia. Lo ngga berhak untuk mengatur hidup gue karena lo bukan siapa-siapa gue. " jelasnya dengan panjang lebar.

JLEB.

Sarah menghentakkan kakinya dan kembali ke tempat duduknya sendiri.

Darel dan Titan yang sedari tadi hanya diam kini berbalik menghadap Abdi. "Lo kenapa? Ada masalah?"  tanya Darel yang melihat raut wajah Abdi yang lesu.

"Gue bingung harus berbuat apa." balasnya.

Titan mengerutkan keningnya. "Maksud lo?"

Abdi menghembuskan nafasnya. "Sahabat gue dulu dia kembali lagi dikehidupan gue, sebenarnya gue senang banget dia kembali tapi ternyata dia punya maksud sendiri untuk balas dendam sama gue."

"Dendam?" bingung Darel. "Lo boleh kok cerita sama kita Ab," ucapnya sambil menepuk bahu Abdi.

Abdi tersenyum dan mengangguk, lalu dia mulai menceritakan kejadian masa lalu nya dulu saat dia masih kecil.

"...gitu"

"Tapi kan itu bukan murni kesalahan lo Ab, itu salah Aluna nya sendiri yang lari."

"Gue juga berpikir begitu, tapi Guntur kekeh beranggapan kalau gue yang salah, gue yang menyebabkan Aluna meninggal."

"Terus Guntur rencanain apa buat lo?" tanya Titan.

Darel menjitak kepala Titan dengan keras. "Yeee si gebleg! Ya mana Abdi tau! Yakali si Guntur mau nyeritain rencananya sama si Abdi." sengitnya.

"Yaudah sih biasa aja kenapa jadi lo yang sewot?!?! Kan gue tanya ke Abdi bukan lo!" jawab Titan tak kalah sengit.

"Guntur mulai mendekati Rara, gue takut Rara terpengaruh sama dia."

"Lo liat sendiri Ab?"

Abdi mengangguk. "Iya pas gue nyari Rara ternyata dia di perpus, dan di sana gue liat dia sama Guntur lagi ketawa-ketawa bareng."

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang