#26

4K 285 1
                                    

Keesokan harinya entah kenapa Rara sudah terbangun pukul 5 pagi.

Dan sekarang dia sudah rapih dengan seragamnya padahal ini masih pagi sekali, biasanya Rara baru bangun jam segini.

Dia turun dari kamarnya menuju ke bawah, di ruang makan sudah ada Papanya, Mamanya, bang Rendy, dan Abdi? Sejak kapan cowok itu sudah ada di sana.

"Tumben lo udah bangun biasanya mah jam segini masih molor!" sindir abangnya yang sedang mengunyah roti.

Rara duduk di tengah-tengah antara Abdi dan abangnya. "Yeuuu terserah gue dong!"

"Alah, mentang mentang pacarnya mau jemput jadi bangun pagi kan lo."

Rara yang sedang meneguk susunya langsung tersedak mendengar ucapan abangnya tadi.

"uhuk uhuk uhuk!"

Abdi langsung menuangkan air putih dan memberikannya pada Rara. "Minum dulu." ucapnya sambil menepuk-nepuk pundak Rara.

"Udah?" tanya Abdi.

Rara mengangguk dan menatap abangnya dengan tajam. "Apa lo liat-liat gue begitu?!?!" ketus Rendy dengan sengit.

"Awas lo bang nanti!"

"Bodoamat! Udah ah Rendy mau berangkat duluan. Assalamualaikum!" pamitnya dan tak lupa mencium tangan Papa dan Mamanya.

"Heh Abdi! Jagain adek gue jangan sampe lecet sekalipun! Kalo ada yang lecet, lo bakal gue abisin!"

Abdi terkekeh dengan kepossesifan Rendy ini pada Rara. "Siap bang! Tenang aja." balasnya.

Setelah itu Rendy keluar dari rumahnya.

"Udah kalian makan dulu gih ntar terlambat." ucap Mamanya.

"Lo mau pake selai apa?"

"Pake coklat aja Ra,"

"Kok kamu manggilnya masih pake lo-gue Ra? Abdi aja udah aku-kamu kok." kali ini Papanya yang bertanya.

Pertanyaan Papanya itu membuat Rara menghentikan mengoles selai ke roti Abdi dan terdiam sebentar.

Abdi yang melihat Rara seperti itu tersenyum dan menatap ke arah Om Hari. "Nggapapa kok Om, ngga masalah juga bagi Abdi."

Rara menoleh dan hanya dibalas senyuman manis oleh Abdi. Dia memberikan roti berisi selai coklat itu padanya.

"Makasih Ra"

Rara mengangguk. Dia juga melahap rotinya sendiri sambil memikirkan ucapan papanya tadi. Menurutnya, apa masalahnya jika pacaran memakai lo-gue? Sama saja kan?

"Udah makannya Ab?"

"Udah kok."

"Yaudah berangkat yuk, takutnya macet terus ntar kita telat."

Abdi mengangguk dan meletakkan tali tasnya dibahu kanannya.

"Ma, Pa, Rara sama Abdi berangkat dulu ya."

"Yasudah hati-hati ya." ucap Papanya.

Mereka berdua tak lupa mencium tangan Papa dan Mama Rara.

"Jangan ngebut-ngebut ya nak." sahut Mama Rara pada Abdi.

"Iya tante,"

"Assalamu'alaikum!"

"Wa'alaikumsalam."

Seperti biasa, Abdi memasangkan helm untuk Rara. Setelah itu Rara langsung naik ke atas motor Abdi dibantu dengan memegang bahu Abdi.

"Udah?"

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang