#12

5.4K 364 1
                                    

Berbeda dengan Rara yang lakukan saat ini. Semenjak pulang dari sekolah, gadis itu langsung masuk ke kamarnya. Begitulah dia, pulang sekolah langsung ke kamar sampai sore. Keluar hanya untuk makan aja.

Dia melemparkan tas nya asal, mengganti seragamnya dan mencuci muka. Setelah sudah, dirinya mengambil ponsel yang ada di tas nya itu. Padahal mah ngga ada apa apa, secara dia kan Jones. Jomblo ngenes.
Paling paling chat grup dari sahabatnya itu.

Rara membuka chat grupnya yang sedari tadi spam di ponselnya.

                         Ma Gurl❤️

Putri : Woy ngopi ngapa ngopi. Diem diem bae kalian

Rika : Brisik lu anoa

Wiya : Hemmmmmm yang?
Wiya : Disana
Wiya : Ahahahahahaha lucu bet gue :v

Safir : sumpah gaje

Rika : sumpah gaje (2)

Manda : sumpah gaje (3)

Putri : sumpah gaje (4)

RaraAnndtW : sumpah gaje (5)

Wiya : sumpah gaje (999+)

wiya left.

Rika : lah baper dianya

RaraAnndtW menambahkan wiya

Setelah merasa cukup membuka grup itu, Rara beralih ke aplikasi instagram nya. Followers Rara ngga banyak, karna dia memprivasi akunnya. Paling yang hanya dia kenal doang.

Tiba tiba Rara penasaran dengan akun si cowo nyebelin itu. Abdi.

"Kok gue penasaran ya?" gumam Rara sendiri.

Rara mencari nama akun ig Abdi, ternyata nama akunya AbdiJKsm

"Ohh dia udah follow gue toh" tanpa pikir panjang Rara langsung ngefollback Abdi.

Dia stalk akun Abdi, ngga banyak cuma satu dua doang foto Abdi.

"Kenapa gue ngestalk dia ya? Apa faedahnya coba? Aduh kayanya gue mulai gila nih" oceh Rara pada dirinya sendiri.

Tapi, Rara pikir di balik ngeselinnya Abdi dia juga cowok yang baik. Buktinya, udah sehari ini dia nolongin Rara terus. Rara merasa berutang budi sama dia. Tapi, Rara bodoamat sih abisnya dia nyebelin. Katanya.

Daripada Rara jadi gila gara gara Abdi, Rara memutuskan berbaring di tempat tidurnya. Menatap langit langit kamarnya yang berwarna Abu disertai titik titik cat putih. Ia menerawang ke kejadian satu tahun yang lalu. Ketika dia masih ada.

flashback on

Sore itu, Rara sedang berada di taman bersama dia. Pacar Rara dulu. Bernama Alex.

"Ra, kamu mau janji ngga sama aku?" tanya Alex

Rara menoleh menghadap Alex "Janji apa??"

"Janji kalau kamu akan selalu bahagia meskipun ngga ada aku di samping kamu" ucap Alex seraya menggenggam tangan Rara.

"Kamu ngomong apaan sih lex, jangan gitu ah aku ngga suka"

Alex terkekeh melihat gadisnya cemberut "Ra, entah kenapa aku berpikir kalau aku bakal ninggalin kamu selama lamanya. Entah itu bener atau engga, aku pengen kamu janji sama aku kalau kamu bakal bahagia terus meskipun aku udah ngga ada nanti. Jadi, sebelum aku pergi aku minta kita udahan ya Ra. Demi kamu, demi aku. Demi kita. Agar tak ada yang saling sakit"

Sedangkan Rara kini sudah menangis sesenggukan di samping Alex yang tengah menatapnya itu. "Aku gamau janji!!! Aku gamau kamu pergi!!! Aku mau kita sama sama terus Alex!!!!!"

Alex menghela nafas "Ra, takdir Allah ngga ada yang bisa ngerubah. Aku berharap itu cuma mimpi aku, ngga bakal jadi kenyataan. Tapi Ra, janji ya sama aku? Jangan pernah nangis kalau aku udah ngga ada, kecuali itu tangisan bahagia."

Rara masih sesenggukan di situ. Dia ngga mau kehilangan Alex. Laki laki yang sangat dia cintai semenjak kelas 8 smp. Sudah 3tahun dirinya dan Alex menjalin hubungan pacaran.

"Yaudah yuk pulang, udah mau maghrib. Udah jangan nangis terus Ra. Nanti tambah jelek" kata Alex sambil mencubit hidung Rara yang memerah akibat dia nangis.

Alex mengantarkan Rara pulang ke rumahnya. Setelah sampai, Alex turun menghadap Rara dan menggenggam tangan Rara. "Ra, jaga diri kamu baik baik ya. Jangan lupa makan, jangan tidur malem malem lagi, jaga kesehatan kamu. Kalo kamu ngelanggar itu semua aku bakal marah sama kamu." Alex menghela nafas berat "Ra, Aku pergi ya... Terimakasih untuk tiga tahun ini. Aku bahagia bisa bersama kamu sejauh ini"

"Al-" baru saja Rara ingin menjawab ucapan Alex, Alex sudah pergi dari hadapannya. Rara masuk ke dalam rumah dengan keadaan lemah, lesuh tak ada gairah dan masih menangis.

Semua orang yang ada di dalam rumah pun panik, tapi mereka seakan mengerti dengan Rara.

Semalaman dia mengurung di kamar, tak mau keluar. Makan pun di antarkan oleh Abangnya.

Semenjak hari itu, Alex menghilang dari kehidupannya. Rara sudah mencoba menghubungi Alex berulang kali, tapi hasilnya tetap nihil. Rara sudah mendatangi rumah Alex, tapi sepi. Teman teman Alex pun tak tau kemana perginya Alex.

Semenjak hari itu juga, Rara berubah. Menjadi lebih tertutup terhadap semua orang.

flashback off

Tanpa Rara sadar, sebulir air menetes membasahi pipinya. Ia menangis, tak tau lagi harus bagaimana. Karena sampai saat ini pun, Rara masih memikirkan Alex. Anggap saja Rara sebagai abg yang gagal move on.

Rara masih ingat jelas tentang Alex, tak ada yang ia lupa. Bahkan, barang barang pemberian Alex masih ia simpan rapih.

"Lex, kamu sebenarnya kemana? Kamu tiba tiba putusin aku tanpa alasan yang jelas dan kamu ninggalin aku gitu aja lex. Aku sakit lex... Kata kamu aku ngga boleh nangis. Tapi ini aku nangis lex, kamu marahin aku dong!!!" Rara sesenggukan di dalam kamarnya. Bingung, harus bagaimana cara melupakan Alex.

Meskipun sudah berbagai cara ia lakukan, tak ada yang berhasil. Teman temannya menyarankan agar Rara mencoba mencari pengganti Alex, tapi sayang hati Rara sudah tertutup untuk laki laki.

Rara trauma. Ia takut nanti jika tersakiti lagi dengan janji janji busuk lelaki.

Mata Rara semakin mengeluarkan air mata. Padahal Rara juga berpikir untuk apa sih dia menangisi laki laki yang udah menyakiti dirinya. Sedangkan dia mana mungkin mikirin Rara.

"Hah kenapa sih gue tuh cengeng banget. Kesel guenya" ucap Rara sembari memejamkan matanya.

Karena merasa capek dengan acara menangisnya, Rara memutuskan untuk tidur. Itung itung ngurangin beban pikirannya.

Rara tertidur dalam keadaan mata sembab, hidung merah karena mampet, muka kucel, rambut berantakan.

Entah nanti kalau dia bangun bagaimana.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan lupa Vote dan Comment ya

DIRA [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang