Pria ini betulan aneh. Mana mungkin pintu belakang itu adalah pintu yang luar biasa besar dari pintu belakang?
Dia memimpin jalan, menoleh sesekali padaku, dan terus melangkahkan kakinya tanpa enggan. Tak salah lagi, dia pasti bagian dari staff khusus disini, anehnya, aku justru tidak mau berdebat dengannya seperti yang kedua orang tadi. "Ayo, jangan melamun. Kau mau masuk kan?"
"Apa ini jalan yang aman?" tanyaku, memasuki keremangan di dalam pintu itu. Bahkan ini seperti ruangan kedap udara dan temaram, membuatku agak meraba-raba dinding ketika berjalan. "Kau yakin ini jalan yang benar? Sudah berapa kali kau kemari?'
Ia terkekeh pelan. "Sesekali saja. Tapi aku jamin, kau juga bakal suka."
"Begitu?"
Di ujung koridor gelap ini, akhirnya kami mendapat sedikit cahaya. Aku menarik napas, ketika dia sudah berada tepat di depanku lalu menoleh lagi. "Kita hampir sampai," ucapnya, kemudian menyibak sebuah tirai berwarna merah darah. Hentakan musik mulai terdengar dengan berbagai lampu yang menyirami lantai. Aku tertegun, mendapati ruangan itu justru lebih kecil daripada yang aku bayangkan. Hanya ada kami berdua saja.
"Duduklah dahulu, aku akan mengantarkanmu setelah ini," ia berucap mnedekati mini bar yang berada di pojok ruangan tersebut. "Tenanglah, ini ruangan yang aman."
Aku menurut, agak keheranan apalagi ketika ruangan ini terdapat lukisan-lukisan kuno yang mungkin tidak disitu secara sengaja. Seorang pria datang, dengan pakaian formal khas pelayan, dia membungkuk di hadapanku lalu mendekati si pria berhoddie tadi.
"Selamat malam, Tuan."
"Malam," ia meneguk cairan dari gelas slokinya dengan cepat. "Bagaimana dengan Neil Faitte, apakah dia sudah datang?"
"Beliau menunggu Anda di ruangan lain, Tuan." Si pelayan lantas menoleh padaku, "Apa ada yang bisa saya bantu, Nona?" Aku menggeleng cepat, lalu meluruskan pandanganku. Pekerjaan khusus apa yang membuat pria ini jadi begitu penting? Mana mungkin si Neill ini orang biasa kan? Apa dia semacam staff yang menyamar jadi agen seperti di televisi?
"Ah, apa kau tahu seseorang bernama Matthew disini? Sebenernya aku pergi mencari...." pria berhoodie itu menghampiriku, membuatku yang tadi beranjak, kembali terduduk. "Kurasa kau harus mengantarkanku ke tempat lainnya."
Pria misterius itu justru tersenyum, menaruh gelas slokinya yang kembali terisi tersebut. "Tenanglah, Bosku sangat baik, dia pemilik yang ramah jadi aku punya jam istirahat disini. Yang tadi itu temanku, dan kita pasti akan mencari temanmu ini." Ia meneguk minumannya dengan cepat lalu menatapku. "Jadi, dia adalah kekasihmu? Kekasih yang tampan?"
"Sebenarnya ..." kenapa dia sangat ingin tahu? "Bukan begitu. Si Matthew ini punya hutang yang banyak padaku, dan aku harus datang kemari begitu jauh karena aku ingin mengambil uangku. Apa pria itu semuanya brengsek? Apa mereka selalu saja bertingkah kelewatan? Argh, rasanya aku ingin sekali memukulnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)
RomanceDemi mendapatkan uangnya kembali, Reene rela melakukan apapun. Mulai dari mencari sosok Matt, si kekasih kakaknya yang terkenal brengsek, sampai mendatangi klab tersohor di kota bernama Rogues. Namun, siapa sangka karena tindakan nekatnya tersebut...