Chapter 8

6.7K 517 12
                                    


Bukan hanya aku, Tuan Carlo pun terkejut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan hanya aku, Tuan Carlo pun terkejut. Pria tua itu bahkan mendorong tubuhku yang langsung ditangkap oleh Xander. Aku pun terengah-engah di depan dadanya sewaktu Xander menunduk padaku dan memasang senyuman kecil. "Sayang, senang melihatmu."

"Apa—apa yang kau lakukan di sini?" Mataku melebar. "Kau tidak bisa kemari."

Xander mengusap wajahku sejenak. "Kau meninggalkanku kemarin, dan itu menyakitkan. Apa kau pikir sebegitu mudahnya pergi? Kita sudah bersama," ketika ia hendak mendekatkan wajahnya ke dekat wajahku, seseorang berdeham, jelas saja, Tuan Carlo.

"Untu—untuk apa kau kemari?! Kau kan Xander Alfonso? Pemilik Rogues? Benar kan?" Tuan Carlo berdiri di sana, dengan wajah kaku. Xander mengisyaratkan aku untuk berdiri di balik punggungnya sedangkan ia bergerak maju, hingga Tuan Carlo merapat ke dinding. "Kau tidak mungkin kemari."

Pria itu memiringkan wajah. "Sekali kau berani menyentuh kekasihku lagi, aku akan memberikanmu pelajaran, dan kau akan berharap tidak pernah dilahirkan."

Tuan Carlo terkekeh. "Lucu! Mana mungkin Reene?! Reene kekasihmu?" Wajahnya nampak terperangah, kaku, cemas, takut—semuanya bercampur. "Tidak mungkin!"

Xander meraih kerah kemeja Tuan Carlo, menatapnya lurus. "KAU PIKIR AKU TENGAH BERCANDA?" Ia mendorong tubuh pria tiu hingga membentur dinding. "JANGAN BERANI MENYENTUH KEKASIHKU! KAU DENGAR ITU?"

"Xander! Hentikan!"

Xander bergeming, dia masih fokus pada Tuan Carlo yang kakinya mulai terangkat karena tinggi Xander yang melebihi dirinya. "Aku tidak tahu bedebah sepertimu masih ada di kota ini, tapi aku tahu betul kalau kau memang tidak pernah bisa puas melihat seorang gadis sendirian, tapi dia tidak sendirian, dan dia adalah milikku."

Milikku, aku terperanjat di tempat.

"Sekali kau berani melecehkannya, aku betul-betul akan mendatangi rumahmu, kalau perlu membakar tubuhmu sekalian supaya kau sadar betapa hinanya dirimu," ia menghempaskan tubuh Tuan Carlo hingga membentur dinding dengan keras, lantas mundur sambil mengatur napasnya. "Kumohon, jangan buat aku menghabisimu sekarang juga."

Tuan Carlo merosot, wajahnya sudah kaku. "Aku ... aku."

"Kau punya watu tiga detik sebelum.." Pria tua itu sudah bangkit, kemudian melewati tubuh kami berdua. Aku pun membalikkan badan untuk melihatnya sudah berlalu, masih tidak percaya.

Xander menggengam tanganku. "Kenapa kau pergi? Aku merindukanmu, dan melihatmu begini," ia langsung memelukku dengan erat kemudian bernapas di sela-sela rambutku sambil mengusap punggungku lembut. "Aku tidak tahu kemana harus mencarimu, tapi beruntung aku masih memiliki ponselmu dan perempuan—mungkin kakakmu—mengangkatnya dan memberitahukan. Aku rindu padamu, Reene."

Apa dia bilang?!

"Aku bahkan rindu tubuhmu, sayang," ia berucap pelan.

Dia bicara dengan Melanie?

Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang