CHAPTER EMPAT
"No, you can't."
"Why?" Aku beralih duduk di pangkuannya dan melingkarkan tanganku di sekitar lehernya. Xander menggeser tangannya untuk merangkul pinggangku lantas menyurukkan wajahnya ke dekat wajahku. "Aku ingin bekerja denganmu."
Pria itu menyingkirkan helaian rambutku dari sekitar wajah dengan satu tangan sementara satu tangan lain tetap berada di pinggangku. Matanya menatap lekat kepadaku. "Karena pekerjaku sangatlah profesional. Harus menjalani training ketat selama beberapa minggu, harus bisa mengontrol diri dan ..." Dia mengecup sisi leherku pelan. "Tidak bisa seseksi ini."
Aku sontak tertawa. "Berhenti menggodaku."
"Aku serius," belanya. Detik demi detik kami hanya bertukar pandangan, aku merasa perlu mengontrol diriku, apalagi debaran jantungku semakin memuncak dan darahku berdesir ketika ia menyentuh wajahku dan beralih ke bibirku yang terbuka.
"Dan aku tidak mungkin merelakanmu untuk orang lain. Di sana sangat berbahaya, Reene," ia berucap lembut. Aku hanya bertahan di posisiku. Mendengar hal itu tidak membuat semangatku surut, justru semakin terpacu. Aku sudah sering mendengar hal serupa; lalu apa masalahnya? Aku justru penasaran.
"Nope."
"Reene... aku serius."
Aku mengusap wajahnya dan mendekatkan kening kami. "Aku ingin bersamamu." Suaraku agak bergetar, karena aku sendiri tidak tahu apa yang merasukiku saat ini. Ini adalah Xander Alfonso, Reene. Apakah kau tidak sadar? "Kecuali kau malu.."
Xander terkesiap. "Apa maksudmu? Malu apa?"
"Kau malu karena aku justru mengekorimu seperti seorang penganggu." Ketika aku hendak turun dari pangkuannya, Xander tetap menahanku. "Apa?"
"Kau jadi mudah tersinggung," ia terkekeh geli. Memperhatikannya yang tertawa seperti itu, jujur saja mencubit hatiku. Tawa seperti itu saja dapat membuat wajahku merona dan fokus untuk memperhatikannya. Xander sadar aku tengah memperhatikannya, menanti lebih banyak penjelasan. "Show me, then."
"What?" Aku mengerjap cepat. "Show you what?"
Xander menyeringai kecil. "Apa yang bisa kau berikan kepadaku... maksudku kepada Rogues. Ini bisnis yang besar, Nona. Meskipun aku adalah Bosnya, aku perlu menjaga klab ini dan bertanggung jawab terhadap beberapa pihak dan.." Aku sudah membungkam mulutnya dengan tanganku, mengejutkannya.
"Tunggu di sini."
Xander pun menunggu sementara aku mulai bangkit lantas mengikat rambutku kuat. Saat ini aku masih mengenakan pakaian Will's, membuatku cepat melepaskan satu persatu kancingnya di hadapan Xander yang membeku. Aku melemparkan senyuman kecil dan menanggalkan pakaian itu, menyisakan tank top hitamku dan celana jins yang melekat di kuat di kakiku. "Ready?" Ia tidak menjawab, mengartikan dia setuju. Ketika musik mulai terdengar, aku pun mulai tersenyum kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)
RomanceDemi mendapatkan uangnya kembali, Reene rela melakukan apapun. Mulai dari mencari sosok Matt, si kekasih kakaknya yang terkenal brengsek, sampai mendatangi klab tersohor di kota bernama Rogues. Namun, siapa sangka karena tindakan nekatnya tersebut...