CHAPTER ENAMTidak ada yang banyak berubah di dalam flat Melanie. Hanya saja dia baru memberitahuku bahwa dia sekarang tinggal sendiri karena rekannya pindah ke lantai bawah bersama kekasih barunya. Melanie yang malang. "Istirahatlah, aku akan kembali sore ini dan memasak makan malam untuk kita berdua." Dia mengecup dahiku kemudian memandangku. "Jangan terlalu dipikirkan."
"Kau tahu sesuatu yang lucu, Mel?"
"Apa maksudmu?"
"Kita kembali bersama. Setelah segalanya, antara aku dan Xander, ternyata aku kembali denganmu. Terimakasih banyak. Entahlah apa yang bisa kulakukan tanpamu," aku bergumam pelan.
Melanie tersenyum simpul. "Maka dari itu, aku tidak tega hingga harus menikahi seseorang, siapa yang akan menjagamu jika kau dalam keadaan terpuruk? Yah, dan jelas-jelas kau yang perlu disalahkan mengapa aku betah melajang hingga saat ini." Aku menyipitkan mataku. "Apa?"
"Kau tidak berkencan dengan siapapun? Hah, what a liar!"
"I swear! Pekerjaanku sangat sibuk hingga aku tidak sempat memikirkan hal itu." Sebelum aku mendesaknya, Melanie sudah melewati pintu dan meninggalkanku sendiri di ruang tengah flatnya. Aku mengecek ponselku untuk mendapati beberapa panggilan tidak terjawab dari Xander, namun aku justru mematikan ponselku dan berbaring kembali di sofa Melanie.
Like old times. Aku terkekeh mendapati bahwa dahulu aku sering mencerca Melanie karena menangisi pria bodoh, sekarang karma itu datang. Aku justru menangis dengan jelek di haddapan kakakku itu! Memalukan sekali, Reene!
*
Apakah aku pernah bilang jika Melanie jago memasak? Well, she is . Tapi karena kami pada dasarnya hidup bermotto "yang praktis yang terbaik" maka aku tidak sempat memamerkan bagaimana kakaku ini lihai. Aku yakin demi menghiburku, dia pun memasak dengan ... well, menakjubkan.
Kami makan ayam panggang berbumbu madu, salad kentang, dan Melanie membuat sup krim yang lezat. "Makanlah, aku tidak pernah ingat kapan kau makan dengan benar," ejeknya pelan.
Aku langsung menyantap heboh ayam panggang di hadapanku. Tiga potong! Kemudian menyeruput jus jeruk yang ia siapkan pula. Aku tersenyum kecil dan terkekeh melihat Melanie memperhatikanku seraya berdecak.
"Ini lezat."
"Kau seperti anak enam tahun, lihat bibirmu..." Ia menunjuk ke arah sudut bibirku, membuatku menarik lengan bajuku agak naik kemudian menyeka bibirku dengan tangan. Sementara aku kembali makan, Melanie pamit sebentar karena ponselnya bergetar.
Kekasihnya kah?
"Aku akan kembali, pastikan kau tidak menghabiskan semuanya, Nona." Ia terkekeh lantas beranjak ke ruangan lain. Aku sempat menoleh kecil ketika ia sudah menmpelkan posnel di telinga lalu melangkah keluar dari ruang makan plus dapur ini. Yah, bersedih seharian ternyata menyita tenagaku hingga aku merasa selapar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)
RomanceDemi mendapatkan uangnya kembali, Reene rela melakukan apapun. Mulai dari mencari sosok Matt, si kekasih kakaknya yang terkenal brengsek, sampai mendatangi klab tersohor di kota bernama Rogues. Namun, siapa sangka karena tindakan nekatnya tersebut...