CHAPTER 12 SIDE B: XANDER
I can't resist her. Aku menarik wajahku dan mengusap sisi wajah Reene yang bersemu merah. Jika ini terus berlanjut, aku jamin kami tidak akan berakhir bertahan di Rogues untuk acara balapan tersebut. Namun, ia akan berakhir di mansionku, padahal aku masih berusaha untuk menahannya agar bersamaku lebih lama di sini.
Reene menunduk seraya membasahi bibirnya yang agak bengkak. "Kurasa kau harus bersiap, Xander," katanya dengan suara pelan.
Aku mengecup dahinya lembut kemudian meraih tangannya untuk ikut bersamaku ke sudut lain Rogues. Kami berbelok ke koridor gelap kemudian mendekati satu lift ketika aku mulai meraih sakuku untuk mengeluarkan private access card milikku. Lift pun terbuka, Reene masuk bersamaku hingga pintu besi itu pun mulai menutup. Aku menoleh kecil kepadanya. "Kau gugup?"
"Ak—aku? Gugup? Tidak, tentu saja." Ia dengan canggung menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Tubuhnya pun masih agak gemetaran di tempatnya, membuatku tersenyum samar. Ternyata dia sama gilanya sepertiku ketika kami akhirnya bertemu lagi dan merasakan ledakan aneh di dada kami karena hal tadi. Reene berdeham dan mengangkat wajahnya.
Menit demi menit aku habiskan dengan menatap wajahnya, karena lift tersebut seperti merayap lambat. Ketika tiba di lantai tiga, akhirnya aku menariknya keluar. Kami melewati lorong yang sepi kemudian berbelok sekali untuk tiba di kamarku. Aku mengesek kartuku cepat hingga pintu ganda pun terbuka. Reene masih terpana. "Tempat apa ini?"
"Rumah keduaku. Kupikir kau butuh istirahat sejenak." Aku pun meraih saklar untuk menyalakan lampu seraya menghirup napas panjang. I miss this place.
*
Sebenarnya, ruangan ini aku ciptakan untuk menjadi markas pribadi. Sebenarnya akses publik untuk Rogues hanya terbatas sampai lantai dua karena luas bangunan yang semakin lebar. Aku pun tidak mengerti mengapa di tengah keramaian klab ini, aku masih ingin tempat privat. Hanya saja, aku sudah punya keinginan ini sejak lama. My place, my rules. Reene adalah gadis pertama yang tiba di sini dengan selamat—ckck, aku selalu berakhir di lantai dua bersama gadis lain. Aku benci ocehan mereka dan bagaimana mereka terus merengek untuk kusentuh padahal aku belum merasakan pemanasan apapun.
Reene terduduk di sofa yang ada. Tempat ini sebetulnya mirip apartemen kecil, dengan bonus kebisingan dari dua lantai di bawah. Pagi ini untungnya tidak begitu ramai. Hanya ada pelayan dan beberapa staff yang berbenah saja.
Aku ikut terduduk di sebelahnya setelah meraih kulkas dan mengambil dua soda. Reene mengucapkan terimakasih ketika aku mengoper satu soda. Bunyi desisan terdengar, aku meneguk cepat milikku sementara Reene masih terdiam. "Katakan sesuatu. Kau suka tempat ini?"
"Kau tidak pernah punya tempat seperti ini."
"Karena kau selalu membuatku sibuk denganmu," kataku dengan senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)
RomanceDemi mendapatkan uangnya kembali, Reene rela melakukan apapun. Mulai dari mencari sosok Matt, si kekasih kakaknya yang terkenal brengsek, sampai mendatangi klab tersohor di kota bernama Rogues. Namun, siapa sangka karena tindakan nekatnya tersebut...