Rogues 2 : Chapter 18

1.1K 52 13
                                    


CHAPTER 18

Reene Hadwitt. Aku mengerang samar membaca nama tersebut di kartu identitasku. Meskipun seluruh barangku tidak semuanya terbawa, tapi aku cukup waras untuk membawa dompet ke Rogues. Hingga aku sadar, bahwa aku ini nyata dan aku memang bagian keluarga kaya yang congkak itu. Entah berapa sering aku berharap bahwa aku tidak lahir di sana, atau lahir dari rahim ibuku, atau mereka tidak membesarkanku dengan baik. Bisa saja kan aku ini kecelakaan ketika kecil hingga aku tidak perlu tumbuh di sana? Atau mungkin aku diculik hingga aku dewasa sehingga aku lupa identitasku. Tapi tidak, nasibku seperti ini. Aku lahir dan tumbuh, dan memiliki darah serta DNA keluargaku.

Kadang aku benci sekaligus kesal kepada diriku sendiri. Xander muncul di hadapan cermin setelah bercukur. Pagi ini, aku semakin merasa bodoh karena telah mewarnai rambutku. Lihatlah, ini terlalu membuatku tua, hingga aku perlu mengucek mataku. "Jika kau ingin ke suatu tempat, aku ikut," ujar Xande rkemudian mulai menyikat giginya dan berkumur pelan. Aku menatapnya di bayangan cermin dan menyikat gigiku pula. Sekarang ini jadi begitu umum, untuk dekat dengannya bahkan berdebat dengannya. Aku berkumur dan mencuci mulutku perlahan.

"Aku ingin menemui Melanie lagi sebenarnya tapi aku ingin membuat kesepkatan dengannya," kataku.

Xander melebarkan matanya. "Oh? Ya? Sekarang juga? Apa rencanamu sekarang?" Aku mengedikan bahuku, membuat Xander mengeryit. "Reene, waraslah."

"Aku tidak pernah waras dan aku hanya ingin menunjukkan kepadanya bahwa aku tidak pernah menyerah."

"Lalu?"

"Aku akan bergabung."

Xander memekik. "Hei! Aku tidak mengatakan panjang lebar dan bercerita semalaman tadi agar kau berubah pikiran secepat ini. Apa yang mau kau lakukan setelahnya?!" Nah, dia mulai berisik seperti Mom lagi. Xander menggeser posisinya kemudian mulai mengusap wajahnya dengan handuk. "Yang benar saja, Reene. Kau pikir aku rela kau pergi sekarang juga?"

Aku mencebik pelan. "Aku benar-benar buntu. Aku tidak tahu lagi, sepertinya, kalau melawannya terus menerus aku tidak akan mendapatkan apapun. Lagipula aku ingin tas bermerek, mobil mewah bahkan jet pribadi. Aku bahkan ingin dipuji dan tampil di tele—" Xander cepat mendorongku ke dinding, mengejutkan. "Apa yang kau lakukan?!"

Xander menatapku lurus. "Kau bercanda kan? Reene, katakan yang sejujurnya atau .." Aku tersenyum kecil. "Reene."

"Atau apa?"

"Kau akan menyesalinya."

Aku terkekeh pelan seraya memalingkan wajahku. "Yah, kau selalu menjaga kontrolmu untuk apa aku khawatir? Jadi..." Xander sudah mendekatkan wajahnya kepadaku. Pagi ini dia benar-benar seharum mint, aku tidak dapat fokus sama sekali. "Kau tahu, kau bisa menjaga batasmu dariku."

"Tidak selamanya, sayang." Xander menyeringai kecil. "Jadi, apa rencananya?"

"Sextape?"

"Hei!"

Aku terkekeh pelan. "Kau sangat sensitif, astaga. Apakah kalian punya pengalaman yang tidak terduga? Ckckc, baiklah. Aku hanya ignin mendengar tawarannya saja, apa yang akan aku dapatkan jika bergabung lalu aku pun tahu apa yang akan aku putuskan. Permainan ini menjemukkan karena kau sendiri tidak memberiku solusi."

Xander mengerang. Sesuai dengan yan kuduga. "Baik, apa yang kau mau?"

Aku sontak tersenyum puas. Jackpot! "Dengar, ini tidak akan sulit. Aku hanya ingin kau pekerjakan di sini, aku ingin ikut setiap pertandingan, aku ingin muncul di setiap acara Rogues, aku ingin terlibat dalam beberapa perjudian bahkan transaksi gelap. Aku ingin punya track record dan tidak dipandang sebagai Gadis Manis Milik Xander." Sejenak, pria itu mendesah frustrasi di tempatnya. Aku merasa puas dengan reaksi yang memang sudah aku harapkan itu. Aku mendekatkan wajahku hingga kami tidak berjarak. "Mau kan? Membantuku?"

Xander menolak untuk menatapku, hanya menunduk turun. "Dengar, kau bahkan tidak tahu kan betapa reaksi besarnya? Meskipun kita memakai pengaman, tidak ada yang tahu ... dan kalau sampai kau hamil—"

Aku merengkuh wajahnya dan mengarahkan hingga pandangan kami bertemu. Xander nampak terlihat cemas, matanya nampak muram dan bibirnya membentuk garis lurus. Dahinya mengeryit dalam penuh perhitungan. "Kau begitu khawatir seolah aku akan mati, Xander. Astaga, tidak akan ada yang hamil dan ini bukanlah hal menakutkan, oke? Kita hanya melakukannya, merekamnya, menyebarkannya, lalu beres. Apa yang menganggumu .." Xander kembali menunduk, aku kembali memaksanya untuk memandangku. "Aku percaya kepadamu."

"You'r fucking kidding me."

[]

Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang