CHAPTER DUA BELAS
Entah karena efek aspirin atau karena tidur di lantai, tapi tubuhku merinding dengan cara yang ganjil. Mendengar nama tempat itu hanya membangkitkan berbagai kenangan yang ada, dan terburuknya adalah aku mengingat bagaimana Xander pertama kali menunjukkan klab itu ke hadapanku. Tentu saja bukan sebagai Xander Alfonso yang fenomenal tapi pria berhoodie yang mendekatiku kemudian memanduku dengan yakin.
What the hell does that mean?
Xander membasahi bibirnya seraya menatapku lurus. Kupikir dia paham bahwa aku masih setengah bingung dan tidak mempercayai yang dia katakan. "Kita akan membuat reputasimu buruk sehingga kau sudah pasti dieliminasi. Meskipun aku yakin sebanyak delapan puluh persen kau punya peluang untuk maju, dan ini mungkin tidak berhasil banyak. Tapi bagaimanapun, aku masih optimis untuk ini. Kau siap? Oh, jangan membuatku menyesal. Yang satu ini, kurasa amat penting daripada kemungkinan aku kehilangan kau berulang kali." Nada bicarnya berubah sendu, aku tidak sanggup mengatakan apapun layaknya orang tolol di tempatku. Xander tersenyum samar. "Kau siap, Reene? Let's play and mess everything up?"
"Tapi ... tapi, untuk itu, aku harus menyetujui semua ini, bukan? Maksudku, untuk menunjukkan bahwa aku tidak pantas, aku harus terlibat di dalamnya dan bukan menghindari."
"Yah, mungkin. Tapi kita akan langsung memulainya. Malam ini akan ada balapan liar di tempatku. Ada Black Morrows yang menjadi bintang, dan kita pastikan kau cukup terlihat serta menjadi sorotan. Err, asalkan kau tidak membuat dia terlalu tertarik kepadamu."
Aku terdiam beberapa saat.
' Xander tersenyum jahil. "Apakah kau ... takut?" Sontak aku tersedak napasku sendiri seraya mengangkat wajahku angkuh. Rupanya, itu membuat Xander tertawa, cukup membuatku terpana. "Ayolah, kau suka tantangan. Kau sangat suka berada di zona yang membahayakan. Ini bukan yang pertama kau keluar jalurmu bukan?"
"Cih, kau harusnya sadar dengan siapa kau berbicara."
"Nah, itu maksudku. Sekarang aku tidak peduli lagi. Let's do what we have to do, and have some fun," gumam Xander sementara aku tergelak di tempatku dengan tawa samar. "Kau membuat bahaya pertamamu sejak kau muncul di Rogues."
"Dan bertemu bajingan sepertimu."
Xander menyeringai dalam. "Bajingan yang sangat tampan."
*
Seusai mandi dan merapikan rambut serta pakaianku, aku terdiam di ruang tengah flat Melanie, berkeringat dan waspada. Xander sudah masuk lagi ke dalam tempat ini setelah dia mengecek seluruh koridor. "Kupikir dia masih di luar, tidak ada tanda-tanda apapun. Kau siap? Mobilku ada di bawah, kita harus bergegas." Aku sebenarnya ingin memprotes lebih banyak namun aku tahu, kami dikejar waktu saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)
RomanceDemi mendapatkan uangnya kembali, Reene rela melakukan apapun. Mulai dari mencari sosok Matt, si kekasih kakaknya yang terkenal brengsek, sampai mendatangi klab tersohor di kota bernama Rogues. Namun, siapa sangka karena tindakan nekatnya tersebut...