Chapter 16

5.7K 423 13
                                    

Aku tengah menyiapkan sarapan sewaktu Xander sudah mandi, dan berpakaian rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tengah menyiapkan sarapan sewaktu Xander sudah mandi, dan berpakaian rapi. Ia bahkan mengenakan jaket kulitnya, ketika melewatiku untuk meraih minum. Aku sudah mandi namun hanya mengenakan apapun yang bisa kupakai dari lemarinya. Baju semalam berbau apak, dan berbau khas Xander, membuatku agak ... risih. Pagi ini, aku sangat lapar tidak tertahankan lagi.

"Morning, baby."

Aku sibuk memanaskan margarin. "Kau mau pergi?" tanyaku dan ia tengah meletakkan gelasnya ke dekat wastafel kemudian nampak terburu-buru meraih roti bakar yang bahkan baru kutaruh di piring.

"Aku harus menemui seseorang," jawabnya, kemudian mulai menuangkan kopi dari teko. "Kau tidak keberatan kan? Menungguku?"

"Kau mau ke mana?"

Xander meneguk kopinya kemudian menelan sisa roti di mulutnya. "Di Rogues, aku tidak akan lama, sayang." Ia mengecup kedua pipiku sekilas. "Jangan pernah berani untuk kabar."

Aku menahan tangannya, membuat kami berpandangan. Kuusap rambut kecokelatannya yang nampak berantakan pagi ini, menyisirnya dengan jariku, ketika ia menahan tanganku membuat kami bertatapan.

"Jangan menunjukkan ekspresi itu." Ia melenguh pelan.

"Apa?"

"Jangan menunjukkan ekspresi seolah kau tidak ingin aku pergi, dan aku harus menciummu," ujar Xander lantas mengecup keningku lembut. "Aku tidak akan lama."

Aku justru berjinjit untuk kembali merapikan rambut tebalnya lalu menepuk kedua rahang kerasnya. "Aku tidak ingin dicium, kau salah besar, Tuan."

"Yah, kau mau," Ia menyeringai, kemudian merengkuh rahangku. Sontak aku langsung menarik wajahku agar menjauh darinya. "Sayang..."

"Aku tidak mau dicium." Aku pun menarik ujung hidungnya gemas lalu beralih kembali pada margarin yang sudah meleleh di wajan.

"Reene..."

"Pergilah sana, aku tidak ingin melhat wajahmu."

"Oh, kau mulai lagi," Ia melingkarkan tangannya di sekitar pinggangku dan mendekapku dari belakang. Wajahnya berada di sebelah bahuku. "Apa kau merindukanku kalau aku pergi darimu?"

"Diamlah," Aku mencolek hidungnya. "Pergilah, kurasa itu penting." Aku mulai meletakkan dua lembar roti, menekannya kemudian mengolesi dengan selai strawberry. Wajahku miring padanya. "Pergi sana."

Xander mengesekkan ujung hidung kami. "Aku akan menciummu setelah ini."

"Pergilah," kataku lagi, kemudian menyingkirkan tangannya yang berada di depan perutku. "Aku perlu sarapan yang tenang di sini."

"Tunggu aku."

"Ya, ya, segera pergi saja!" seruku kemudian Xander mengecup bahuku sejenak sebelum akhirnya pergi keluar. Bahkan aku mendengarkan suara mobilnya dan sewaktu aku hendak terduduk, Xander kembali muncul untuk menarik kursi. "Kau bilang kau harus pergi?"

Rogues (2017) ✔ (Akan Diterbitkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang