One: Riona

1.1K 163 63
                                    

It's scary to think one day, you'll leave me alone. It's scary to think one day, you'll say that you never love me anyway. It's scary to think one day, you'll choose your beloved ones. But, the most scariest thing for me is this will eventually end. No more us. No more you and me in this story.





Raina



"Anjir ada guru ada guru!" Angga berlari dari koridor kelas ke dalam sambil berteriak-teriak, membuat semua murid di dalam kelas jadi ribut kesana-kemari. Cuma gue dan Rion yang anteng diem-diem aja. Rion anteng baca buku di bangkunya yang paling depan, dan gue anteng ngeliatin punggung Rion dari bangku keempat. Jangan tanya kenapa gue duduk di sini karena jawabannya udah jelas.

Gue nggak mau jadi pusat perhatian guru-guru kalo duduk di paling depan. Ya meskipun duduk di sini nggak berarti juga gue gampang lolos dari panggilan guru-guru sih. Soalnya gue sering banget ketauan tidur.

Setelah semua murid pada diem, duduk di bangkunya masing-masing, Angga langsung ketawa kenceng banget, tanda dia berhasil menipu—entah untuk keberapa kalinya—anak-anak sekelas. Yang dalam sekejap, Angga langsung dihujat oleh semua anak.

Ya gimana enggak, Angga nih emang demen banget bikin isu 'ada guru' tapi sebenernya nggak ada. Bukannya bego, sih, temen-temen gue juga capek dibohongin Angga. Soalnya waktu itu pernah Angga teriak-teriak sendiri ada guru, terus temen-temen pada nggak percaya. Eh, ternyata beneran ada guru. Nah, kan, emang kurang ajar sih punya temen kayak Angga ini.

"Tai lo Ngga! Ngubur diri aja lo sana, gangguin gue lagi kutekan aja!" teriak Namira yang duduk di belakang gue. tapi bukannya kapok, Angga malah ketawa-ketawa terus keluar kelas lagi.

Dan kelas ribut lagi.

Dan gue kembali merhatiin Rion lagi, yang keliatannya sama sekali nggak keganggu sama keributan di kelas. Kalo ada guru, dia tinggal tutup bukunya terus masukin ke dalam tas. Kalo bohongan, ya dia lanjut baca.



Gue sendiri kadang nggak ngerti, hidupnya Rion itu bener-bener teratur banget, apa dia nggak bosen ya?

I mean, Rion itu orang yang bener-bener rapi dan sistematis. Kalo jajan ke kantin nih, jam istirahat pertama pasti—dan harus selalu—beli roti sandwich. Dan yang harus ada di rak makanan, bukan di keranjang di etalase. Dan harus jadi makanan yang paling duluan diambil, nggak boleh makanan lain dulu. Terus udah sandwich, dia bakal jalan ke etalase sambil ngantri bayar, sekaligus ambil air mineral—yang tutupnya warna hijau muda, gak boleh yang lain. Udah gitu masih sambil ngantri juga, dia bakal ambil permen lima biji. Harus lima, nggak boleh kurang atau lebih. Katanya itu cukup buat ngilangin jenuh sampai pulang. Gue nggak ngerti juga kapan dia makannya, nggak pernah keliatan sih.

Pokoknya siklus istirahat jam pertama harus selalu kayak gitu. Urutan ngambil makanan di kantin juga harus kayak gitu. Nggak boleh nih beli air mineral dulu, permen, baru sandwich. Atau ngambil sandwich yang ada di keranjang, bukan di rak makanan, itu juga nggak boleh. Pokoknya kalau udah A, ya A. nggak bisa jadi B apalagi C.

Yes, he is Orion. My one and only.



"Nih pesenan lo." Vio ngelempar makanan gue yang untung aja bisa mendarat sempurna di atas meja. Kalau sampe kelebihan dan jatoh ke lantai, gue nggak akan segan buat jambak rambut dia detik itu juga.

Remorseful [SKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang