Twenty Three: The Truth

595 139 78
                                    

I love looking at your eyes so closely. Because in your lens, I can find a soulmate in friendship. I promise I'll keep you in my heart because someone like you is rare to find. –Alvio

.

.

.

.

.


Raina



"Ra, kayaknya gue suka sama lo deh."







Gue bengong bentar, kejap-kejapin mata dengan pikiran blank. Apa katanya? Dia suka gue?



"Aw. Sakit anjir." Vio protes waktu sadar kepalanya gue jitak keras banget.

"Becandaan lo gak lucu anjir." Gue misuh-misuh sambil ngernyitin kening. Natap dia kesal, tapi objek yang gue tatap malah cengengesan nggak jelas.

"Gue cuma latihan Ra, kalo gue ngomong gitu ke Rachel gimana ya?"

Gue cuma senyum-senyum ngeledek sambil masih natap Vio. Kan, apa gue bilang. Ini cowok akhirnya suka beneran sama Rachel. Awalnya aja sok-sok bilang enggak, najis lah, apa lah, taunya kena karma. Lagian, gimana bisa mereka udah sama-sama terus beberapa bulan ini tapi gak sampai bikin sama-sama suka?

Ya kecuali itu Rion, sih. Hati dia kan batu.


"Sejak kapan Yo?" tanya gue mulai serius.

"Nggak tau Ra. Ya pokoknya gue makin ngerasa nyaman aja sama dia. Sama kayak yang orang-orang bilang kalau gue bakal deg-degan tiap ketemu dia. Gue bahagia kalau dia ada di samping gue. Gue senang berbagi apa pun sama dia. Gue... sebahagia itu."

Gue tertegun mendengar penuturan seorang Alvio yang gue tau banget badboy-nya dia kayak apa. Bahkan ya sebelum deket banget sama Rachel, dia masih suka jalan nggak jelas gitu sama cewek-cewek. Tapi liat, siapa sekarang yang ngomong dengan serius kayak gitu di depan gue?

"Gue juga bahagia kalau gue lagi sama lo, Ra. Tapi bahagianya beda kalau gue sama Rachel."

Gue langsung ketawa ngedenger penuturan Vio barusan. "Itu juga yang gue rasain ke elo dan Iyon, Yo. Gue bahagia kok kalau sama lo. Tapi bahagianya beda kalau gue lagi sama Iyon."

Vio mengembuskan napas panjang sambil menyunggingkan senyum setelahnya. "Tapi... gue nggak berani bilang Ra."

Kening gue ngernyit sambil mandangi dia bingung. Bentar, ini Alvio yang bilang? Gak berani?

"Kok lo cupu?"

Cowok itu langsung mengalihkan pandangannya ke depan. Tangannya menuju ke arah media player mobil untuk mengganti mode menjadi radio. Dan nggak tau momennya pas banget, lagu yang keputar di radio adalah lagunya Devano tepat di bagian reff.



Aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta

Remorseful [SKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang