Fifty One; Welcome, Happiness

593 112 36
                                    

If the hurts come
so will the happiness

.

.

.

.

.

.

.




Orion



Masih teringat jelas di ingatan gue momen sore itu. Waktu gue dan Ina berdebat soal warna langit sore. Waktu gue ngerasa males banget buat berdebat dan akhirnya mengalah biar cewek itu diem. Dulu, gue pernah denger dia bilang gini,


"Aku tuh sebenernya nggak terlalu suka senja loh Yon."

"Kenapa?"

"Karena senja ngingetin aku sama perpisahan. Karena semua yang indah pasti akan berakhir."

"Jadi?"

"Aku cuma takut, kalo hubungan kita juga akan berakhir nanti..., kalo aku suka senja."



Gue menggeleng sambil tersenyum tipis. Nyatanya, hubungan kita sekarang tetap berakhir kan ya Na? Nyatanya meskipun lo nggak begitu suka senja, kita tetap selesai kan Na? Setelah sadar ngelamun, gue gegas melepas sabuk pengaman dan keluar mobil. Gue melangkah masuk ke dalam coffee shop yang berplafon tinggi dan bernuansa nature dipadukan dengan semi unfurnished.

Cewek itu di sana, duduk sambil membaca buku, mengabaikan riuh obrolan orang-orang di sekitarnya. Dia masih sama kayak dulu, ternyata. Cuek sama hal-hal yang nggak menarik perhatiannya.


"Tenang ya Yon, lo bisa. Semangat!" gue menggumam untuk menyemangati diri sendiri. Akhirnya langkah gue terus dibawa mendekat ke arah Ina. Sesampainya gue di belakang dia, tiba-tiba aja tangan gue terjulur di puncak kepalanya untuk dielus-eluskan.

"Aduh! Masih aja demen ngacak-ngacakin rambut." Ocehnya sambil memberikan tatapan tajam.

Gue terkekeh ringan, terus duduk di depan dia. "Sibuk banget ya? Sampai asik sendiri gitu."

"Iya, sibuk nunggu kamu yang katanya bakalan dateng jam 11 tapi baru dateng setengah jam kemudian."

"Baru juga setengah jam, belum dua jam." Jawab gue santai sambil menyandarkan tubuh ke punggung sofa. "Udah pesen belum?"

"Udah, aku pesen Red Velvet shake katanya itu rekomendid di sini. Tapi baru pesen minum, sih. Apa mau sekalian sama makan?"

"Bawel." Kata gue lagi dan Ina cuma mengernyitkan dahinya nggak suka. "Minum dulu aja sama camilan kali ya?"

"Hm."

Selepas mendapat jawaban cuek dari Ina, gue terkekeh geli sambil bergegas ke arah kasir untuk memesan minum dan beberapa camilan. Sebenarnya, sambil nenangin hati juga sih karena ngeliat senyum dan ekspresi Ina benar-benar membuat hati gue hampir berantakan lagi. Sial.

Remorseful [SKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang