*play song on the media if you want, cause I think it'll relate to this chapter* :)
And now, I'm standing here alone
Waiting for you to come
Like you did before
But now I realize that
This little thing will not happen again
No matter how long I stay
No matter how hard I wish for
You will never comeback
Adrian
Perpisahan itu luka.
Tapi, penyesalan ternyata mampu meninggalkan luka yang lebih dalam dan lebih melekat. Sama sekali meninggalkan bekas yang gak mungkin bisa hilang.
Ujian Nasional tinggal di pelupuk mata. Tiga minggu lagi. Tapi, bahkan sampai detik ini, otak gue masih fokus sama satu hal yang itu-itu aja.
Yes. Our relationship ruins my head every day.
Gila aja sih, udah hampir 3 minggu sejak putusnya gue sama Mine, dan cewek itu pun udah keliatan baik-baik aja. Nggak, bahkan dari dulu dia keliatan baik-baik aja. Dia semakin keliatan dewasa dan... cantik. Sumpah ya, kenapa mantan selalu terlihat lebih baik setelah putus sama kita?
Lamunan panjang gue dikejutkan sama sebuah chat masuk di aplikasi Line. Dengan agak malas-malasan, gue buka kunci HP yang password-nya belum berubah. Masih sama dengan perpaduan nama gue dan Mine. Iya, lo boleh bilang gue gagal move on. Lo boleh ngata-ngatain gue dan mampus-mampusin gue sesuka hati kalian. Gue terima karena memang di sini gue yang salah. Sekarang gue berhak menerima ini karena gue yang udah menyia-nyiakan Mine, dulu.
Setelah membaca chat masuk, gue langsung mengembuskan napas dengan malas.
Dia lagi.
Cewek yang berhasil membuat gue berpaling dari Mine. Cewek yang gue biarkan masuk padahal udah diperingatkan Angga berkali-kali untuk tetap tutup pintunya. Cewek yang datang saat kondisinya lagi nggak pas.
Febi datang di waktu yang salah.
Orang bilang, selingkuh itu nggak cuma salah di satu pihak aja. Tapi ketiganya.
Gue yang salah karena membiarkan Febi masuk saat hati gue lagi ngerasa jenuh. Febi yang salah karena tiba-tiba datang dan merusak hubungan gue dengan Mine. Sebenarnya, menurut orang lain, posisi Mine juga salah karena membiarkan gue selingkuh. Tapi, di sini gue sama sekali nggak bisa menyalahkan Mine karena dia nggak tau apa-apa. Bahkan, dia udah berusaha keras untuk mempertahankan hubungan kita selama beberapa minggu terakhir. Di sini, memang gue sadar sepenuhnya kesalahan gue yang semudah itu berpaling.
Dan sekarang, bahkan baru tiga minggu berlalu, tapi rasanya gue nggak berhenti dikasih karma sama Tuhan. Gue udah mutusin Febi minggu lalu, tapi sampai sekarang dia nggak berhenti gangguin gue. Ngechat lah, telepon, dateng ke kelas, bahkan paling parahnya di jam-jam istirahat dia sengaja datang ke kelas bawa kotak bekel. Sumpah, kalau dia bukan cewek, gue udah jotos mukanya. Sengaja banget bikin Mine cemburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remorseful [SKY]
أدب المراهقينKalau ada satu kesempatan untuk mengulang masa lalu, satu-satunya masa yang pengin gue ulang adalah masa putih abu-abu. Masa saat gue menyia-nyiakan cinta seseorang, mengabaikan perhatiannya yang berlebihan, dan bahkan meninggalkannya tanpa perasaan...