Eleven: The Way You Look at Her

654 154 69
                                    

"You know what's the saddest thing in my life? I can stand you not loving me. Nope, I'm okay. But I can't... I can't see you loving someone else." -Raina






ps: play song on media, please~





Raina




"Loh? Kenapa bisa sih?"

Tumben banget gue dan Vio bisa membuat keheningan lama selama beberapa menit, padahal biasanya kami berdua nggak pernah melewatkan barang 1 menit pun untuk hening. Tapi, malam ini ada sesuatu yang lain dari Vio. Sorot matanya juga redup, nggak kayak biasanya. Entahlah, mungkin gue nggak terbiasa liat Vio kayak gini, jadi ketika dia lagi sedih, gue bisa ngelihat itu dari matanya.

"Bacot ah Ra. Intinya gue lagi nggak pengin di rumah, jadi gue nebeng lo. Oke?"

"Kenapa harus gue? dari sekian banyak rumah sahabat lo, kenapa harus gue?"

"Gak tau, orang yang pertama kepikiran cuma elo. Mine, jelas nggak mungkin. Lo mau nanti gue dimutilasi Iyan? Dia sendiri juga nggak mungkin gue tebengin deh. Males kalo mereka jam segini lagi teleponan alay. Ke Rachel? Lo gila aja gue nggak pernah akur sama dia, tiba-tiba minta nebeng nginep. Rion? Hhh..." Vio menghela napas panjang dengan tatapannya terlihat menerawang sesuatu, seperti berpikir.

"Gue nggak yakin dia mau diganggu belajar."

"Terus lo gak takut dimutilasi Iyon juga kalau lo tidur di rumah gue?"

"Gue bahkan lebih takut diamuk dia kalau ganggu belajarnya, ketimbang kalau gue gangguin ceweknya." Jawaban enteng Vio entah kenapa membuat gue ngerada terpojokkan. Feels like... apa ya. Gue benar-benar gak sepenting itu di mata Iyon.

"Terus lo mau tidur di mana? Kamar gue di rumah gue penuh btw." Gue cepat-cepat mengalihkan pembicaraan kalau nggak mau mata gue basah.

"Di sini juga jadi."

"Enak aja. Tidur di kamar gue."

Gue dan Vio sama-sama menoleh ke arah tangga dan menemukan Bang Kugi dengan setelan boxer selutut dan kaos hitam polos tengah berjalan menuju pantry untuk mengambil minum.

"Eh, ada Kakak ipar." Vio langsung cengengesan yang cepat-cepat gue cubit lengan atasnya. Kalau nggak gitu dia suka seenaknya ngomong.

"Gue becanda elah Ra."

"Amit-amit gue punya ipar kayak lo." Kata Bang Kugi setelah habis menegak minumnya.

"Gue juga amit-amit sih Bang punya cewek kayak Raina." Celetukan Vio sontak membuat Bang Kugi melayangkan tatapan tajam dan menghunus dengan sangat mengerikan, membuat gue terkekeh dan Vio hanya tersenyum miris sembari mengusap tengkuknya dengan tangan kanan.

"Velin, masuk kamar. Nggak baik lo malem-malem berduaan sama cowok."

"Jadi gue tidur di kamar lo, Bang?"

Bang Kugi sempat mengangguk sambil menjawab, "Gue di kasur, lo di sofa. Kasur gue sempit." Jawabnya sambil mengikuti gue menaiki tangga.


Remorseful [SKY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang