Panjang ya judulnya? :v
Ini hadiah setelah gue selesai UNBK, moga berkenan gaes :*
***
Tubuh gadis kecil itu bergetar meski dirinya tetap ada didalam dekapan sang kakak yang masih berusia 12 tahun. Mereka berdua berpelukan didalam lemari pakaian yang gelap, sementara diluar sana terdengar bunyi dobrakan pintu dan suara tawa beberapa pria.
"Bos, ada bocah dilemari."
Seruan salah satu pria itu membuat kedua bocah bermata hijau semakin merapatkan tubuh mereka satu sama lain. sang kakak berusaha terus menenangkan adiknya yang baru berusia 4 tahun meski dirinya sendiri ketakutan.
"Bunuh aja mereka."
Perintah itu bersamaan dengan dibukanya pintu lemari. Terdapat sekitar empat orang pria berbadan besar dengan topeng yang menutupi seluruh wajah mereka. Sang kakak mengeratkan pelukannya pada sang adik ketika dirinya dipaksa keluar dari lemari.
"Abang Bian!!" jerit gadis kecil itu ketika pelukan kakaknya terlepas.
"Lepas! Lepasin!" ronta sang kakak.
Tapi apalah daya, ia hanya seorang anak kecil berusia 12 tahun yang takkan mampu melawan empat orang pria seumuran ayahnya yang memiliki badan tiga kali lipat darinya. Kedua tangannya dicekal oleh para pria menyeramkan itu
Dengan tatapan berusaha tenang, bocah laki-laki itu menatap adiknya dengan sebuah senyum tenang. Bahkan ia tak peduli ketika salah satu dari pria itu mulai mengangkat pedang ditangannya dan mengayunkan benda tajam itu kearah lehernya.
"Abang sayang Lea."
Crashh!
"ABAAAANGGG!!!!"
"Vindy! Bangun Vindy!"
Berulang kali Vandy menepuk pelan kedua pipi Vindy agar gadis itu terbangun dari tidur yang sepertinya mengalami mimpi buruk, sangat buruk. Pemuda itu langsung terjaga dari tidurnya ketika ia mendengar suara pekikan tertahan dari adiknya.
"Vindy bangun! Jangan bikin abang khawatir dong!"
Berhasil. Kali ini kedua mata berbola mata hijau itu langsung terbuka bersamaan dengan aliran air keluar dari matanya. Vindy langsung bangkit dari tidurnya dan memeluk Vandy dengan napas terengah-engah.
Dengan sayang Vandy mengusap rambut panjang Vindy. Seluruh tubuh gadis itu telah dibanjiri peluh, bahkan beberapa luka yang belum sepenuhnya tertutup kini kembali terbuka dan mengeluarkan darah karna tekanan kuat digenggaman tangan gadis itu.
"Sstt! Tenang ya.. bang Vandy disini kok." Ucap Vandy lembut.
Masih terdengar isakan dari mulut gadis itu, sepertinya memang sulit menghentikan tangis adik kesayangannya itu saat ini. Vandy menghembuskan napasnya perlahan, ia paham betul apa yang dimimpikan gadis itu.
Pemuda itu menguraikan pelukannya kemudian menangkup wajah adik kesayangannya itu. Kedua mata hijaunya beradu dengan bola mata yang sama, diusapnya kedua pipi Vindy yang basah karna air mata dengan sayang.
"Bang Vandy disini.. kamu gak sendirian, oke?" kata Vandy diakhiri dengan kecupan manis dikening adik kesayangannya.
Perlahan isakan Vindy mulai sedikit mereda meninggalkan mata hijau yang dikelilingi warna merah setelah menangis. "Vindy sayang abang." Ucap gadis itu kemudian kembali memeluk kakaknya.
Vandy berulang kali mendaratkan kecupan ringan dipuncak kepala Vindy untuk menenangkan gadis itu. "Abang juga sayang Vindy. Jangan ngerasa sendiri ya Vindy.. abang selalu disini, disini sama kamu. Abang janji gak akan tinggalin kamu." Kata Vandy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
Roman pour AdolescentsVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...