Icha menghembuskan nafasnya panjang entah untuk ke berapa kalinya. Seharian ini dia mencoba menghindar dari Angga. Percakapan Angga dan pemuda bernama Lucky kemarin benar-benar mengganggu pikirannya.
Bukan bermaksud menguping, dia hanya tidak sengaja mendengar saat dirinya pergi ke kamar mandi. Ketidaksengajaan yang berujung pada beban pikirannya. Icha tidak mengerti akan semuanya.
Daripada menuju kantin yang biasa Angga tempati, Icha lebih memilih memutar langkahnya ke kantin yang lebih jauh. Bisa dibilang sekolah ini memiliki tiga kantin, digedung IPA, gedung IPS, dan gedung Bahasa. Sejauh ini hanya ketiga kantin itu yang Icha tahu.
Gadis itu berhenti ketika melihat seseorang tengah bercanda ria bersama teman-temannya. Sedikit menghembuskan nafasnya sekali lagi, Icha berjalan mendekati meja mereka.
"Gue mau ngomong sama Lo."
****
"Anjirr.. gua gak sabar banget mau study tour ke Bali. Pengen ketemu bule-bule tamvan yang abs-nya minta dirab---"
Tak!
Jitakan dari Shira membuat ucapan ngelantur Kiran terhenti. "Ngeres amat otak Lo, bitch! Lagian itu acara masih sebulan lebih. Ngapa Lo ngayalnya sekarang, goblo?!"
Kiran mengerucutkan bibirnya. "Sebulan itu singkat tau gak? Gue harus bener-bener mikirin apa aja yang gue bawa, dan apa aja yang bakal gue lakuin ntar di Bali."
"Bawa badan aja lah sama dompet. Ribet banget sih Lo." Sahut Vindy santai.
Ketiganya saat ini berjalan menuju kantin sambil membicarakan acara study tour yang akhirnya disetujui untuk ke Bali. Tentu saja setelah melewati perdebatan panjang antara tim Bali vs tim Jogja.
Bagi mereka sih tak masalah, toh sama aja, intinya sama-sama liburan. Mau ke Bali juga oke, karna disana terdapat bejibun tempat wisata yang pastinya foto-able banget. Di Jogja juga tidak kalah bagus, selain karna kuliner dan segala macam kerajinan pernak-pernik, Jogja juga terkenal akan budaya Jawa yang sangat kental. Intinya seimbang aja sih bagi mereka.
"Kenapa gak jadi ke Jogja sih? Padahal kan enak gue bisa morotin duit eyang gue. Lumayan juga liat jejaka keraton yang kalemnya ngalahin mas-mas Indomaret."
Tak!
"Aduh! Lo seneng banget deh jitak pala gue! Ntar kalo cantik gue ilang gimana?" Protes Kiran pada Shira yang lagi-lagi menjitak kepalanya.
Mata sipit Shira melotot seadanya. "Eh sendal jepit awkarin! Lo sendiri yang ngomporin anak-anak buat milih Bali. Kata Lo di Jogja mulu Lo bosen, napa sekarang banting stir heh?"
Kiran masih mengusap kepalanya dengan dramatis. "Ya gue kan manusia, hati boleh lah bolak-balik."
"Bodoamat dah Ran." Ketus Shira mengibaskan tangannya. "Mau pesan apa sih kalian? Gue lagi baik jadi sekalian."
"Gue mie ayam sama es teh."
Vindy berpikir sejenak. "Gue soto aja sama es jeruk."
Shira mengangguk kemudian pergi memesan makanan. Setelah beberapa menit gadis itu kembali dengan nampan yang berisi pesanan mereka.
Kiran berdecak kagum. "Emang cocok Lo jadi kacung, Ra. Bawa beginian aja cakepnya nambah."
Gadis keturunan Jepang itu hanya mendesis sinis kemudian meletakan nampan diatas meja.
"Gue heran, kenapa pada suka makan bakso daripada mie ayam? Padahal jelas lebih enak mie ayam." Celetuk Kiran sambil melirik mangkuk didepan Shira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
Teen FictionVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...