Yuhuuu akhirnya bisa apdet cuy..
Kuy dibaca🤗
****
Menurut Einstein, jika waktu adalah relativitas, maka sesuatu yang membentang diantaranya juga relativitas.
Anggap saja kita sedang membahas mengenai kata relatif. Tidak perlu terlalu rumit karna malas juga mencari kata relatif secara harfiah. Kita ambil sudut pandang saja.
Satu Minggu.
7 hari.
Satu minggu itu hanya berisi tujuh nama hari yang berbeda. Hanya butuh 7x 24 jam untuk melaluinya. Dalam satu jam hanya ada enam puluh menit. Bukan waktu uang lama tentu saja. Bahkan satu menit hanya ada 60 detik, tidak ada seratus hitungan.
Itu jika dipecah dalam satuan yang lebih kecil. Karna nyatanya satu minggu berisi 168 jam. Itu artinya 10.080 menit. Jika dijadikan detik maka menjadi 604.800 detik.
Dan itu waktu yang lama.
Lupakan tentang perhitungan tadi. Kita hanya akan membahas satu minggu yang dilewati Angga. Satu minggu yang dilewati Angga setelah hari ulang tahunnya yang tidak dihadiri gadis itu.
Bicara soal gadis itu, sudah terhitung satu minggu ini Angga tidak bertemu muka dengannya. Entahlah. Angga memang sengaja tidak menemui gadis itu, baik disekolah maupun diluar sekolah. Menghubungi pun tidak.
Angga tidak pernah melihatnya. Sekilas pun tidak. Gadis itu seolah ditelan bumi. Atau.... juga menghindarinya? Angga tidak mengerti. Angga juga belum ingin mengerti.
Jujur saja Angga masih belum tahu pasti sikap seperti apa yang akan dia ambil ketika bertemu gadis itu. Bohong jika Angga baik-baik saja dengan ketidakhadiran gadis itu dihari yang hanya datang satu kali dalam satu tahun.
Hari istimewa nya.
Angga tidak percaya gadis itu melupakannya.
Intinya....
Angga kecewa.
Jika biasanya Angga akan dengan senang hati berkeliling sekolah untuk menghindari Pak Yoyo dan Pak Juna, kali ini Angga hanya memilih diam dikelas. Tidak seperti biasanya juga, Angga tidak pernah lagi menjadikan rooftop gedung IPA sebagai tempat membolos.
Baik Bisma maupun Dika juga tidak mengungkit hal itu. Sepertinya mereka menghargai kondisi Angga dan tidak pernah menanyakan mengenai keanehan Angga. Dika juga tidak lagi mempermasalahkan kedekatan Angga dengan Icha yang kembali terjalin.
Mereka seakan memaklumi sikap Angga.
Tapi sepertinya.. semesta tidak sedang berpihak pada Angga.
Angga tidak lagi bisa menghindar.
Tepat ketika dirinya keluar dari parkiran dan berjalan melewati halaman depan menuju kelasnya, gadis itu masuk melalui gerbang. Langkah Angga terhenti begitu saja, tepat saat gadis itu juga menghentikan kaki dua langkah dihadapannya.
Untuk sesaat, mereka tampak saling bertatap. Seolah detik-detik berlalu hanya untuk memastikan bahwa didepan mereka saat ini adalah orang yang mereka yakini ada.
Vindy tidak berubah dari terakhir Angga lihat. Gadis itu tetap cantik dengan kulit putih pucat dan rambut pirang yang khas. Dia tetap mempesona dimata Angga, dengan Hoodie putih panjang yang menutup hingga pergelangan tangannya.
Tapi...
Angga merasa desiran didadanya kini terasa aneh. Seolah mengingatkan kembali pada kejadian seminggu lalu dimana dia meniup lilin tanpa gadis itu disisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
Teen FictionVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...