Part 39: Ayo Mulai Dari Awal

3K 153 46
                                    



Haha tidak apa-apa hujat aku kawan, aku emang enggak apdet gara-gara tidak mood huhuuu mian :(



****


Angga berdehem pelan, pemuda itu mencoba berjalan tegap keluar dari koridor rumah sakit menuju parkiran. Meski sesekali ia meringis merasakan dadanya nyeri saat bernafas. Terbanting berkali-kali ke aspal nyatanya meninggalkan efek yang lumayan.

Disebelahnya, berjarak beberapa meter, terlihat Lucky yang berjalan dengan agak terpincang. Pemuda itu masih menampilkan wajah songong, meski jelas keadaannya yang tak beraturan minta dikasihani.

"Ck! Rese!" Lucky berdecak kesal sambil menendang asal kerikil dikakinya. Walau berikutnya pemuda itu meringis merasakan perih diwajahnya.

Angga yang disebelahnya lantas menoleh sinis, "lo yang nggak liat malah nyalahin kerikil."

Lucky langsung menatapnya tajam, "diem lo. Jangan ngomong sama gue." ketusnya.

"Gue juga ogah ngobrol sama lo," kata Angga santai. Tapi pemuda itu gatal untuk tidak berucap lagi, "gue heran sama lo. Pasti lo lagi ada masalah trus dilampiasin ke gue."

Pemuda tinggi itu melirik sinis, "nggak usah sok tau, anjing." Katanya mengumpat. "Lo mau gue buat babak belur?" Ancamnya.

Angga jadi mendelik, "heh ngaca babon! Muka lo aja bonyok minta dikasihanin," ucap Angga pedas.

Lucky reflek mengumpat lagi, pemuda itu jadi maju hendak menyerang. Begitu pula dengan Angga yang bersiap membalas, saat tiba-tiba seseorang datang menarik mereka satu per satu.



Plak! Plak!

Satu tamparan berhasil mendarat dimasing-masing pipi kedua pemuda itu.

"DARI AWAL GUE UDAH DUGA INI BAKAL TERJADI!"

Baik Angga maupun Lucky agak terlonjak saat melihat gadis berambut sebahu menarik dan menghadiahi tamparan.

"Ran, udah ini rumah sakit ya ampun." Kata Shira mencoba menarik sahabatnya menjauh, tapi gadis itu menyentaknya tiba-tiba.

Kiran masih mendongak menatap Angga dan Lucky dengan tajam, "LO BERDUA SADAR NGGAK SIH UDAH BIKIN TEMEN GUE CELAKA???"

Angga hanya diam, sudah paham sifat Kiran yang meledak-ledak seperti ini. Tapi Lucky berbeda, pemuda itu tidak terima selalu disudutkan. Kalau tadi dia diam saja disudutkan abang-abang nya Vindy karna segan, sekarang tentu saja tidak.

Pemuda itu tanpa sadar maju masih dengan dagu terangkat, "LO TAU APA SIH HA??" semburnya. "NGGAK USAH IKUT CAMPUR."

Kiran masih mendongak tanpa takut, "tau apa? LO BILANG TAU APA?" wajah gadis itu sudah memerah marah, "JELAS GUE TAU TABIAT ASLI KALIAN BERDUA!"

"Elo," Kiran menunjuk Angga kemudian beralih ke Lucky, "dan elo tuh sama. Sama-sama cowok brengsek arogan yang nggak punya hati. Lo berdua nggak pantes buat sahabat gue." Ucapnya penuh penekanan.

Raut wajah Lucky mengeruh, harga dirinya tersinggung mendengar gadis didepannya ini menghakimi dirinya. Pemuda itu melangkah maju, tubuhnya yang menjulang dengan mata tajam mampu mengintimidasi lawan bicaranya.

"Lo pikir lo siapa?" Tanyanya tajam, "ngerasa paling bener lo ngehakimin gue? HA?! JAWAB!"

Tanpa sadar, Lucky sudah melangkah maju membuat Kiran agak termundur.

"Jangan kasar sama cewek, cowok bukan?"

Ucapan bernada santai itu membuat keempatnya menoleh. Entah datang darimana, Bisma sudah berdiri tak jauh dari mereka. Dengan gaya santai melangkah mendekat kemudian mendorong Lucky agar mundur.

Sakura✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang