****
Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa bahkan liburan semester pun sudah terlewati. Ya.. terlewati begitu saja. Tanpa ada sesuatu yang istimewa atau sesuatu yang bisa diceritakan seperti saat putih merah dulu, semuanya berubah saat di putih abu-abu.
"Hari ini semua makan di kantin biar gue yang bayar!"
Suara lantang Bisma dibalas dengan sorak sorak dari seluruh penghuni kelas yang baru saja mendapat kabar gembira bahwa mereka jam kosong.
"AYO SEMUA! SERBU KANTIN!!!"
Para rombongan XII IPS 1 langsung berbondong-bondong menuju kantin, tanpa peduli bahwa tindakan mereka ini bisa memicu kedatangan sosok Junaedi selaku guru BK sekaligus wali kelas ini. Yang penting mah gratis ya gratis aja, urusan dihukum ntar gampang.
Bisma terkekeh melihat antusiasme manusia-manusia pengejar gratisan itu. Dia menyenggol lengan Angga yang sibuk mabar dengan Dika.
"Lo yang bayar ya, Ngga.""ANJING!!"
Bisma langsung terlonjak kaget saat Angga tiba-tiba mengumpat dengan keras, bahkan menggema karna kelas dalam keadaan kosong hanya berisi mereka bertiga. Bisma pikir Angga baru saja mengumpati nya, tapi ternyata mengumpati hero nya yang diserang rame-rame.
"Ngga, woy! Lo denger gue gak sih?!"
Angga hanya mengangkat wajahnya sedetik, lalu kembali ke ponsel. "Hm? Denger gue."
"Apa coba?"
Dika yang dari tadi diam lantas berdecak kesal. "Kayak cewek Lo ah!"
"Apa coba?" Bisma malah mengulang pertanyaannya.
Angga memilih menghiraukannya, lagipula Bisma akan diam jika sudah lelah. "HEH BIADAB! BALIKIN HP GUE!!" Pekik Angga saat ponselnya dirampas tiba-tiba oleh Bisma.
"Bayarin dulu."
Angga hanya berdecak kesal lalu mengeluarkan dompetnya. "Gak tau diri Lo emang jadi temen!" Pemuda itu melemparkan dompetnya yang langsung ditangkap oleh Bisma.
Bisma sudah bersorak senang sebelum akhirnya pemuda itu dengan ringan menarik dua temannya yang sudah siap dengan mabar jilid dua mereka.
"Pokoknya, Lo berdua harus temenin gue mingslep di kantin. Gak mau tau. Kalo gue dihukum, Lo berdua juga."
Baik Dika maupun Angga hanya bisa saling berpandangan sambil menghela nafas lelah. Jika perkumpulan Vindy ada Kiran yang harus dituruti apa maunya, maka disini ada Bisma yang siap menggantikan peran gadis itu.
Bugh!
Ditengah jalan, tepatnya dibelokkan koridor, tanpa sengaja Bisma menabrak seseorang membuat tubuh kecil pemuda itu sedikit terpental. Pantatnya sudah siap mencium lantai jika saja Dika dan Angga tidak sigap menahan lengan Bisma.
"Kalo jalan tuh pake mata!"
Mereka berdua menoleh mendapati pemuda yang bertabrakan dengan Bisma tadi. Kenapa jadi dia yang marah? Semua salah disini. Lagipula belok koridor memang resikonya ya tabrakan sesama pejalan.
Dika mau selangkah, pemuda itu nampak kesal. "Apaan sih? Cuma tabrakan biasa elah. Kayak bocah lo!".
Lucky berdecak kesal sebelum mendorong bahu Dika dengan kasar. "Jaga mulut lo! Lo pikir lagi ngomong sama siapa?!" Bentaknya.
"Siapa? Sampahnya Nakula?" Sinis Dika.
Rahang Lucky mengeras, pemuda itu mencengkram kerah seragam Dika. "Siapa yang Lo panggil sampah?! Diri Lo sendiri?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
Teen FictionVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...