Udah tiga hari belom sih?😂
Wkwkwk ini panjang gaes, jadi selamat membaca
Tengkyuuu buat komennya zheyenkk😘
****
Shira tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat melihat Kiran turun dari mobil dengan tangan menyeret koper besar berwarna merah muda dengan banyak stiker. Apalagi gadis itu juga menggendong sebuah ransel besar dengan tangan sebelahnya menenteng sebuah tas tangan besar yang Shira yakin terisi penuh.
Oh dan jangan lupakan tas selempang yang tersampir dibahunya.
"Lo cuma study tour ya Ran, bukannya pindahan atau ngungsi. Itu satu lemari lo bawa semua?" Shira menunjuk koper besar yang kelihatannya berat itu.
Kiran yang baru sampai dihadapan Shira hanya menyengir lebar. Menegakkan badannya lantas membenarkan posisi kacamata hitam yang ia gunakan diatas kepala.
"Lo kan tau gue tuh gak nyaman tinggal di lingkungan asing. Jadi gue bawa barang-barang dari rumah gue." Ujarnya beralasan.
Shira memijit pelipisnya yang mendadak pening. "Lo di Bali gak lebih dari seminggu, Kirana. Tapi barang bawaan lo berasa orang abis diusir dari rumah."
Kiran mengangkat kedua tangannya. Menekan kedua pipi Shira hingga bibir gadis itu maju beberapa centi. "Ashira ku sayang... dalem koper gue ini isinya keperluan gue seminggu. Lebay banget lo bilang gue macem orang minggat dari rumah."
"Lo yang lebay setan!"
Kiran sudah akan maju membalas, tapi gadis itu mendadak memekik kaget saat lengan seseorang menariknya kebelakang.
"Ya ampooooonn... masih pagi udah berantem aja nih Galuh Candra Kirana sama Klenting Kuning. Napa dah jendral?" Ujar Bisma yang dengan santainya masih merangkulkan lengannya di leher Kiran.
"Shira nih... masak gue dikatain lebay." Kiran mengadu.
Shira reflek mengumpat.
"Ada apa sih?"
Mereka kompak menoleh pada Dika yang baru saja mendekat dengan tas ransel di bahu kanannya.
"Biasa Pah... anak-anak." Bisma menyahut santai.
Dika jadi mengumpat, dengan tangan yang melayang memberi pukulan pelan kebelakang kepala pemuda itu. Walau berikutnya jadi menipiskan bibir saat melihat lengan Bisma masih dengan santai merangkul leher Kiran.
Pemuda itu berdehem sejenak kemudian menarik tudung jaket Bisma. Menariknya ke samping kiri menyingkir hingga rangkulan pemuda itu terlepas.
"Yaelah.. posesif bener, pacar aja bukan." Cibir Bisma pelan membuat Dika mengikut perutnya.
Sementara Kiran yang pura-pura tak menyadari hal itu hanya berdehem sok kalem. "Vindy mana ya? Kok belum keliatan?"
"Gue disini."
Mereka berempat reflek menoleh. Terlihat seorang gadis berambut pirang dibelakang mereka dengan pakaian casualnya. Hoodie putih panjang hingga pergelangan, celana jeans hitam, dan sepatu kets putih. Dibahunya tersampir sebuah ransel kecil, dengan tangan kanan yang menyeret koper ukuran sedang.
Simpel.
Tidak seribet Kiran.
Kedatangan gadis itu rupanya menjadi pusat perhatian hampir seluruh murid yang dilewatinya. Bagaimana tidak? Gadis itu datang bersama dua orang pemuda tampan yang tak perlu ditebak lagi. Mereka Sandy dan Vandy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
Teen FictionVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...