Part 37: Luka Yang Terbuka

2.8K 171 63
                                    

Baca pelan-pelan..
Usahakan dibaca dalam keadaan sepi biar dapet feel nya :)

****

Setelah selesai menyanyikan lagu yang di- request oleh Kiran, Vindy terlihat berdiri kemudian turun dari panggung. Setiap gerakannya tak pernah luput dari tangkapan mata Angga. Hanya saja yang membuat Angga mengernyit heran, gadis itu berjalan menjauhi kerumunan.

Angga penasaran tentu saja. Mau apa pacar---eh maksudnya mantan pacarnya itu pergi ke taman belakang hotel dan bukan kembali ke kamarnya. Pemuda itu menyenggol lengan gadis yang berdiri disampingnya.

"Cha, gue ke belakang bentar ya." Pamitnya.

Angga langsung melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Icha, dia hanya ingin memastikan satu hal. Keadaan Vindy. Emm... sepertinya bukan satu hal, tapi ada beberapa hal yang ingin Angga sampaikan pada gadis itu.

Benar saja.

Angga berhenti beberapa langkah dari tempat gadis berbola mata hijau cantik itu berada. Vindy duduk diatas batu besar yang ada di taman belakang, wajahnya menengadah ke langit malam sambil tersenyum dengan kedua mata terpejam.

Bahkan setelah mereka tak lagi bersama, sudut hati Angga masih menghangat hanya dengan melihat senyum gadis itu. Seolah semua kecemasan yang Angga rasakan sirna begitu saja digantikan rasa hangat yang begitu menenangkan.

"Vindy?" Panggilnya.

Kelopak mata gadis itu terbuka perlahan, bersamaan dengan lunturnya senyum dari wajah cantiknya. Hanya sebentar. Karna beberapa detik kemudian senyum itu kembali ketika menoleh ke Angga, jenis senyuman yang berbeda dari senyum tadi.

Senyum yang sampai sekarang belum bisa Angga artikan.

Dengan sedikit lompatan, Angga berhasil naik ke atas batu dan duduk disebelah Vindy. Pemuda itu memperhatikan wajah Vindy yang kembali menengadah ke langit, membiarkan semilir angin malam menerbangkan anak-anak rambutnya.

"Vindy... gue mau nanya sama lo."

Gadis itu diam tak menjawab. Tapi melihat gadis itu kembali membuka matanya membuat Angga yakin jika gadis itu mau mendengar pertanyaannya.

Angga menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskan secara perlahan. "Apa yang lo rasain sekarang?" Tanya Angga.

"Apa yang lo rasain saat liat gue sama Icha?" Sambungnya ketika Vindy menoleh dengan kening berkerut.

Melihat gadis itu tidak menjawab, Angga kembali mengeluarkan suaranya. "Apa yang lo rasain setelah lo putus sama gue? Apa yang lo rasain saat lo ngeiyain gitu aja permintaan putus gue? Apa yang lo rasain, Vindy?"

Vindy kini menoleh sepenuhnya ke Angga dengan ekspresi wajah tak terbaca. Hening selama beberapa detik, hingga selanjutnya gadis itu menampilkan senyum manisnya.

"Gak ada." Jawabnya tenang.

"Gak ada?!" Pekik Angga tanpa sadar menaikkan nada suaranya.

Vindy mengangguk. "Emang menurut lo gue harus ngerasain apa? Hampir tiap hari gue liat lo sama cewek lain. Hampir tiap hari lo jalan sama cewek lain. Bahkan lo juga berani godain cewek lain saat didepan lo ada gue...

... Apa yang harus gue rasain setelah itu semua?"

Angga diam.

Merasa tertohok dengan jawaban gadis itu.

Tapi kemudian Angga kembali mengutarakan kalimatnya. "Selalu jadi Vindy yang gak pernah salah," Angga terkekeh sejenak. "Kapan sih lo mikirin orang lain, Vin? Kenapa lo selalu bersikap seenaknya? Kapan lo bisa mikir kalau sikap gak peduli lo ini bikin banyak orang gak nyaman?"

Sakura✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang