sekedar info, ini mentahan, gak dibaca juga gakpapa hehe
💐💐💐
Bisa dibilang, Sandy tidak memiliki cerita hidup yang berkesan untuk diceritakan. Pemuda dua puluh satu tahun itu hanya seorang mahasiswa teknik jurusan arsitektur. Pergaulannya juga tidak terlalu menarik, hanya seputar teman kampus.
"Gue cabut dulu ya, San!"
Merasa terpanggil, Sandy mengalihkan pandangan dari laptop di pangkuannya. Melihat Bima, teman kelompoknya, berdiri seraya meraih ransel ke bahunya.
"Kemana lo?" hanya pertanyaan basa basi, karna tidak biasanya pemuda itu langsung pergi setelah mengerjakan tugas. Biasanya nongkrong dulu.
Pemuda bernama Bima itu mengedikkan dagunya, "biasa.. mau jalan sama cewek gue."
"Siapa? Dara?"
"Bukan. Ayu,"
"Anjing!" umpat Sandy reflek, untungnya kafe yang mereka tempati sekarang sepi. "Lo beneran ngegas anak psikologi itu? Tiati pikiran lo dibaca."
Bima tertawa ringan, "mitos klasik, njing. Lagian tuh cewek udah gue dapetin, gak kayak lo, lepas mulu."
"Bangsat!"
Pertemuan kelompok mereka hanya diakhiri disana. Karna Bima sudah buru-buru pergi, dan Sandy yang memutuskan untuk pergi juga. Nggak enak nongkrong sendiri.
Baru saja meninggalkan meja, tubuh Sandy sedikit terhuyung akibat ditabrak seseorang.
"Oh maaf maaf, saya nggak sengaja.." ucap gadis yang menabraknya.
Sandy terpaku sejenak, gadis cantik dengan rambut hitam panjang, wajahnya terkesan dingin namun lembut disaat bersamaan.
"Mas?"
Sandy mengerjab tersadar, "ah iya? Ohh gakpapa."
Gadis itu hanya mengangguk kemudian melangkah pergi.
Sementara tanpa sadar, Sandy mengikuti langkah gadis itu keluar dari pintu cafe. Garis wajah itu nampak tak asing, membuatnya teringat akan seseorang.
Tubuh Sandy mendadak kaku, saat melihat gadis tadi menghampiri orang di depan cafe. Terlihat seorang wanita cantik tengah menunggu.
Ah benar...
Dia adik dari gadis itu.
💐💐💐
"Bang, ini malam minggu loh.."
Suara Vindy membuat Sandy yang tadinya fokus menonton acara televisi jadi menoleh.
"Terus kenapa? Vindy mau jalan? Ayok abang temenin," kata Sandy berniat beranjak.
Tapi belum sempat berdiri dengan benar, Vindy menarik lengan kakaknya itu untuk duduk lagi. "Bukan itu maksud Vindy. Ini kan malam minggu, trus kenapa abang di rumah aja? Nggak jalan keluar?"
Sandy menaikkan sebelah alisnya, lalu menghembuskan nafas perlahan. "Kamu juga di rumah aja, nggak jalan sama si buluk?"
Vindy mengerucutkan bibirnya, "abang ih! Namanya Angga, bukan buluk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
Teen FictionVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...