Sebelum baca, i have some question for you guys
1. Momen apa sih yang bikin kalian ngerasa kesel banget pengen maki-maki tokoh di Sakura?
2. Momen apa yang paling kalian suka di Sakura?
Dijawab yang ikhlas aja, gue mah ridho 😂
Oke, happy reading gaes😘
****
"Pengen nonjok orang lagi gak sih?"
Tanpa menunggu atau memikirkan lebih panjang, Bisma langsung mengangguki ucapan Dika begitu mereka keluar dari kantin.
"Kayaknya tonjokan gue barusan gak buat dia sadar, tapi makin gak bisa ngotak." Sahut Bisma.
Dika tiba-tiba bertepuk tangan heboh seolah bangga anaknya berhasil lari ngalahin Lionel Messi. "Seorang Reybisma yang biasanya dikatain makhluk terbego seantero nusantara, mendadak punya orang lain buat dikatain gak bisa ngotak. I'm so proud of you, Bis."
Bisma tersenyum sinis. "Gue anggep itu pujian." Langkah pemuda itu tiba-tiba berhenti. "Tapi Dik, lo gak masalah gitu? Ya walaupun jawaban Angga jelas bikin kita pengen lempar dia ke Ciliwung river. Tapi ada gakpapa kalo dia milih berjuang buat Vindy?"
"Gakpapa gimana maksud lo?" Dengan santai Dika memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Jelas gue akan jadi orang pertama yang bikin tuh bocah budak Spiderman bonyok kalo dia sampe gak milih perjuangin Vindy."
Bisma menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman lalu merangkul bahu Dika yang lebih tinggi darinya. "Bocah bejat gue sekarang makin gede ya, jadi bangga deh gue."
Dika mendesis sinis. "Gue anggep itu pujian." Sarkasnya
Bisma terkekeh sejenak. "Tapi.. apa hati lo gakpapa? Maksud gue, gue gak sebego itu buat gak sadar kalo tatapan lo ke Vindy itu beda."
Dika menarik nafasnya dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Pemuda itu menampilkan seulas senyum jenaka nya. "Ya serbuk segar sari macem gue mau gimana sih, Mo? Tetep kalah lah sama Ploridina."
Bisma kembali terkekeh, kali ini berkembang menjadi tawa ringan yang kemudian mencubit gemas kedua pipi Dika. Berlagak seperti emak-emak komplek mencubit bayi gempal yang dibawa emaknya ke pasar bongkar depan rumah, alias tukang sayur keliling.
"Uttuuu uttuuu.. ciapa cih yang ngajarin?"
Dika mendesis sinis dengan tatapan tajamnya. Pemuda itu bergidik ngeri sebelum kemudian melepas paksa tangan Bisma dan berlari sekuat tenaga. Meninggalkan Bisma yang tertawa terbahak-bahak.
"EH SERBUK SEGAR SARI TUNGGUIN MAMAH NUTRISARI ATUHH!!"
***
Entah ini kali keberapa Shira dan Vindy harus rela menjadi pendengar yang baik ketika Kiran lagi-lagi merengek minta didengarkan. Padahal curhatan gadis itu tidak jauh-jauh dari galau dunia maya. Alias idolanya punya gandengan.
Atau paling mentok, tentang cowok yang selama ini ngegantungin dia.
"Kenapa harus sama dia sih? Gue kan jadi ngerasa kalah sebelum berjuang. Ibaratnya kapal gue karam sebelum berlayar. Huuuu.. huuuu.. huuuu..."
Shira menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan nya lelah. Lain dengan Vindy yang hanya memutar bola matanya malas dan kembali menyandarkan kepalanya di tembok terdekat.
"Padahal dulu sok-sokan nolah, eh ternyata beneran gandengan. INI APA SIH JADI BANYAK SKANDAL KAYAK RAFFI AHMAD?!!"
Beberapa siswa agak terlonjak kaget saat Kiran tiba-tiba berteriak. Tapi langsung biasa saja saat menoleh pada Vindy yang memberi isyarat mereka untuk segera pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
JugendliteraturVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...