"HATCIIIIIIIHHHHH!!!!"
"Alhamdulillah..."
"Yarkamukallah.."
"Astaga!"
"Ayam!"
"Anjing!"
Berbagai respon reflek terdengar setelah bersin tiba-tiba yang dilakukan Bisma. Pemuda itu mengusap hidungnya yang memerah sambil sesekali menyedot cairan didalam hidungnya agar tidak beler.
"Aduh! Pelan-pelan dong, Jerk!"
Dika menipiskan bibirnya menahan kesal. "Ini juga pelan Bismo! Lo aja yang lembek!" Ketusnya sambil terus menggesekkan koin seribuan dikulit punggung Bisma.
Hari ini memang pemandangan yang cukup berbeda dari Bisma yang biasanya seperti kutu loncat yang tak bisa diam. Kini harus pasrah duduk membelakangi Dika dengan keadaan shirtless.
Bisma terlihat lebih pucat dari biasanya, suaranya serak seperti kodok, badannya panas, dan hidungnya beler. Kalo kata Dika, Bisma ini sedang terserang penyakit flu anjing jenis baru.
"Lagian lo abis ngapain sih, Mo?"
Bisma menyedot cairan dihidungnya sekali lagi, kemudian mengusapnya dengan jari telunjuk. "Abis kehujanan gue kemaren."
Tak!
"Aduh!" Rintih Bisma ketika Dika menjitak kepalanya.
"Gue tau Lo bego ya, Mo! Tapi plis. Gak ada hujan dihari kemaren." Ketus Dika.
Bisma hanya menyengir lebar. Membiarkan pertanyaan Dika menggantung begitu saja tanpa jawaban. Lagipula pemuda itu sudah sibuk menggosokkan koin diatas kulitnya untuk menimbulkan garis-garis merah.
"Dik, menurut lo----"
"SELAMAT PAGI DUHAI KEKASIH!!"
Ucapan Bisma terhenti begitu saja, terpotong oleh sepenggal lagu yang tiba-tiba menyeruak berikut dengan terjeplaknya ruang kelas mereka. Tak hanya Bisma dan Dika, tapi seluruh penghuni kelas yang tadinya sibuk sendiri mendadak menoleh ke pintu.
Diambang pintu kini berdiri seorang pemuda tampan dengan senyum lebarnya. Angga lantas melangkah masuk dengan riang, bahkan melompat-lompat didepan kelas seraya memperagakan menebar bunga dari keranjang.
Dika menyenggol lengan Bisma. "Napa temen Lo? Kabur dari rumah sakit jiwa?"
Bisma mengedikkan bahunya, buru-buru memakai kembali kaos putih polosnya setelah melihat jam hampir menunjukkan tanda-tanda bel masuk. Pemuda itu hanya menyampirkan seragamnya dibahu, tanpa dikancing terlebih dahulu. "Napa Lo, Ngga? Lulus dari Tadika Mesra?"
Tingkah Angga sontak berhenti, menoleh kearah Bisma sambil mengernyitkan keningnya. "Kok Tadika Mesra?"
"Ya lagak lo kayak Meimei. Tebar bunga-bungahhh.." berkata seperti itu, Bisma malah memperagakan logat khas seorang Syahrini.
Angga mengibaskan sebelah tangannya, merasa tidak perlu menanggapi ucapan Bisma. Pemuda itu langsung duduk dibelakang Bisma yang menjadi tempat duduknya setelah bertukar dengan Dika.
Ya. Semenjak Icha pindah ke kelas mereka, Angga memutuskan untuk duduk dengan gadis itu. Sementara Dika dengan sukarela memindahkan diri untuk duduk disebelah Bisma.
"Icha mana?"
Dika hanya mendecih sinis mendengarnya. Entah kenapa pemuda itu memang terlihat jelas tidak menyukai kedatangan gadis berambut pirang itu. Tapi Angga sendiri tidak peduli, toh Dika punya hak untuk suka dan tidak suka pada semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sakura✔️
Teen FictionVindy Azalea, gadis cantik yang memiliki sifat blak-blakkan, judes dan bodo amat yang warbyazah. Bagaimana jika gadis itu disatukan dengan seorang pemuda bernama Angga Abdi Valentino? Cowok berandal, begajulan, playboy cap bango, dan gak pernah bisa...