Coba Mengerti

196 9 4
                                    

"Kakak mau makan apa? Biar aku buatkan."
"Nggak usah, Xy. Kakak nggak laper kok."
"Tapi, dari pagi kakak belum makan. Ini sudah sore. Kakak juga harus rutin minum obat."
"Obat? Ini cuma vitamin aja. Bukan obat yang harus rutin diminum."

"Disaat seperti ini, kakak masih nggak mau jujur sama aku soal penyakit kakak. Padahal aku sudah tahu dan aku ingin kakak jujur tentang penyakit kakak."

"Xy." Tegur Renno yang melihat Lexy melamun.

"Iya, kak. Jadi kakak mau makan apa?"
"Kakak nggak mau apa-apa. Kakak cuma mau kita pulang ke rumah. Kamu harus baikan dengan Arthur. Dia butuh kamu, Xy. Cuma kamu, satu-satunya orang yang bisa buat dia tersenyum."
"Masih ada Kak Agatha."
"Hei. Kamu itu adiknya dan kamu adalah sumber kebahagiaan utamanya. Kamu nggak boleh hancurin itu. Arthur boleh benci kakak. Tapi, nggak denganmu."

"Kalau Kak Arthur aja bisa benci dengan kakak, kenapa aku nggak bisa?"

"Karena cuma kamu yang bisa buat dia bahagia! Kamu coba mengerti! Jangan menegedepankan ego kamu! Karena, apapun yang mengedepankan ego tidak akan mendapat apa-apa! Arthur nggak mungkin benci sama kamu. Kamu yang paling dia sayang. Come on, Xy. Kembali ke rumah."

"Tapi, kak..."
"Jangan pernah lari dari masalah. Kamu harus hadapin itu. Kalau kamu menghindar seperti ini, kamu pengecut! Kakak nggak mau Arthur semakin benci sama kakak. Karena kamu pergi dari rumah. Kakak nggak mau, hidup kakak penuh dengan kebencian."

"Dan itu semua karena aku? Aku disini untuk kakak. Aku ngelakuin apapun demi kakak! Tapi, kakak? Kakak cuma mikirin Kak Arthur, Kak Arthur, dan Kak Arthur. Apa pernah kakak mikirin perasaan aku? Nggak. Kakak cuma mikirin Kak Arthur. Coba sekali aja. Pikirin perasaan aku. Semua orang ingin dimengerti. Tapi, mereka nggak pernah mengerti orang lain! Sama seperti kakak!" Ujarnya sambil meninggalkan Kamar Renno.

"Xy...,Lexy!" Ujarnya sambil berteriak.

Namun, langkahnya terhenti. Rasa sakit itu kembali menerjangnya.

"Xy, yang kakak mau cuma satu. Meninggalkan suatu kebaikan untuk semua orang. Kakak nggak ingin dikenang. Kakak hanya ingin membuat kebahagiaan terakhir untuk kalian."

Renno mencengkram kuat bagian perutnya. Ia bergegas mengambil obatnya dan menelannya sebanyak dua pil.

***

"Sayang, kita mau kemana sekarang? Kita mau ngapain hari ini? Lakuin sesuatu yang berbeda?"
"Iya."
"Wow. Apa itu."

"Kita putus."
"What? Maksud kamu apa?"
"Kita udah nggak cocok. "
"Jadi, selama ini apa aku buat kamu? Kita udah lakuin sama-sama. Aku yang nemenin kamu balapan. Nemenin kamu minum."

"Ya, karena itu. Loe bawa dampak negatif dalam hidup gue. Gue nggak mau itu. Lagian loe nggak lebih dari wanita simpanan gue. Yang loe cari cuma uang. So, cari mangsa baru aja. Itu 'kan pekerjaan loe? Cewek gue marah gara-gara loe!"
"Putusin aja dia. Jangan aku."
"Dia lebih pantas untuk diperjuangkan dan gue nggak mau kehilangan dia hanya untuk kebahagiaan yang sesaat."

"What?"
"Bye!" Ujar Arthur sambil meninggalkan perempuan yang berada di bar itu.

***

Bersambung

Melepaskan Yang Terlalu Berharga (New Version) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang