Special surprise for u :)

43 4 0
                                    

"Dra, hari ini aku mau membicarakan sesuatu yang penting sama kamu. Bisa kita ketemu di resto biasa?"
"Of course, babe. Love you."
"Love you more."

***

"Renno belum datang. Kebiasaan."
"Atas nama Mbak  Alexandra?"
"Oh, iya. Betul."
"Saya akan tunjukkan meja yang sudah dipesan atas nama mba."
"Okay. Terimakasih ya."
"Sama-sama. Oh ya, main coursenya mau sekarang saja atau dessertnya dulu?"
"Semuanya aja, mbak. Tunangan saya bentar lagi datang."
"Okay. Tunggu sebentar ya."

"Renno. Kamu masih aja sama. Selalu pesan duluan, biar nggak kehabisan. You're never changing."

***

"Hey, babe! I'm sorry. Tadi bener-bener macet parah. You know."
"Aku mau bicara sesuatu sama kamu."
"Apa?"
"Jadi..."
"Permisi, ini makanannya. Sudah keluar semua, ya."
"Terimakasih ya, mbak."
"Sama-sama. Selamat menikmati." Ujarnya sambil tersenyum.

"Jadi gimana?"
"Gini, Dra. Aku mau kasih kamu ini."
"Apa ini?"
"Kamu buka, tapi sambil makan. Okay?"
"Okay."

Alexandrapun membuka amplop itu dan is begitu terkejut saat melihatnya.

"I—ini serius? Dia tiket pesawat buat kita? Ke Amsterdam? Bukannya kamu bilang, kita akan kesana sehabis menikah?""Aku cuma takut nggak sempat untuk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I—ini serius? Dia tiket pesawat buat kita? Ke Amsterdam? Bukannya kamu bilang, kita akan kesana sehabis menikah?"
"Aku cuma takut nggak sempat untuk itu."
"Maksud nggak sempat?"
"Ternyata, ada meeting penting dengan client senior. Dia itu, client penting. Namanya John, dia itu anaknya sahabat papa aku. Ya, aku harus temuin dia. Karena ada project yang besar."
"Oh."

"Jadi, nggak apa-apa 'kan? Kamu nggak marah 'kan sama aku?"
"Ya, nggaklah. Malahan aku seneng. Banget. Rencana kita bisa terwujud lebih awal. Makasih ya, sayang. Love you."
"Love you too. Oh ya, sehabis menikah kita harus pindah ke London. Nggak apa-apa 'kan?"
"Serius? Asyik. Kamu itu gimana sih? Aku itu  kangen banget ke London. Itu artinya, aku bisa ketemu sama mommy and daddy. Kapanpun aku mau. Aku kangen banget sama mereka."
"Oh iya, aku sampe lupa. Kamu mau ajak Alexander nggak?"
"Nanti aku tanya deh."
"Kamu 'kan sudah senang. Sudah bahagia. Kita juga sudah ketemuan dengan suasana romantis seperti ini, kita pulang yuk. Aku bayar bill dulu, ya. Habis itu kita pulang. Okay? Jangan lupa prepare baju kamu. Jangan terlalu seneng liat tiketnya."
"Iya, sayang."

***

"Bye, babe! Love you!"
"Love you more, jangan lupa mandi dan mimpiin aku ya!"
"Pasti, bye!"

Rennopun menutup kaca mobilnya. Iapun langsung melajukan mobilnya.

***

"Kak Alexander! Aaaa!" Ujarnya sambil memeluk Alexander ketika dibukakan pintu.
"Loe kenapa? Kesurupan setan apa loe?"
"Ish! Nyebelin!"
"Ya, abis. Loe tiba-tiba meluk gue. Biasanya juga nggak. Renno aja yang loe peluk."
"Loe cemburu? Sama adik ipar loe sendiri?"
"Masih calon kali. Belom jadi adik ipar. Remember it!"

"Oh iya, gue lupa. Tapi, gue seneng banget hari ini." Ujarnya sambil duduk di sofa, mengambil alih tempat duduk sang kakak.
"Why?" Ujarnya sambil duduk dibagian sofa yang lain.

"Minggu depan, gue sama Renno bakal pergi ke Amsterdam."
"Berdua?"
"Iya. Jangan mikir yang aneh-aneh! Kita beda kamar. Lagian, nggak mungkinlah gue sekamar sama Renno sebelum gue jadi istri sahnya dia. Jangankan Renno, sekamar sama loe aja gue nggak mau."
"Iya sih. Eh tapi, jangan salah. Kita pernah loh sekamar terus tidur bareng."
"Heh! Itu 'kan mommy yang nyuruh. Kalau nggak, mana mau gue."
"Tapi, loe meluk gue."
"Ya, maaf."

"Nggak apa-apa kali. Loe 'kan adik gue. Ya pastilah, gue akan jaga loe sepenuh hati gue. I will be your best brotha. I try."
"Loe sudah melakukannya. Loe udah jadi kakak yang baik. Terbaik malah. Gue sayang banget sama loe. Makasih ya, I love you more than Renno!"
"Segitu aja?"
"Gue sayang loe sepenuh jiwa gue. Puas?"
"Puas dong. Love you too, adikku tersayang."

***

"Udah gelap nih. Semuanya pasti udah tidur."

Rennopun menyalakan lampu dan ia terkejut ketika melihat Lexy terlelap disana.

"Loe pasti ketiduran karena nungguin gue pulang, ya? Sorry, gue belum bahagiain loe. Tapi, gue akan mencoba semaksimal mungkin untuk buat loe tersenyum. Gue sayang banget sama loe dan Arthur." Ujarnya sambil tersenyum.

"Gue juga, kak."
"Thur? Loe belum tidur?"
"Belum, tadi ada kerjaan mendadak. Ya, gue kerjain aja. Sambil nunggu loe pulang."
"Sorry ya."
"Kenapa?"
"Gue selalu membebani pekerjaan sama loe. Gue selalu repotin loe."
"Santai aja kali, kak. Ini 'kan perusahaan kita bersama. Perusahaan yang mama sama papa bangun dan tinggalkan untuk kita berdua. Sebagai CEO, kita harus profesional. Hm, gue bangunin Lexy supaya dia bisa pindah ke kamarnya."
"Eits, jangan. Biar gue yang bawa Lexy ke kamarnya. Kasihan, dia kayaknya pules banget. Lagipula, dia harus kuliah pagi besok."

"Ya sudah, hati-hati."

***

Rennopun membaringkan Lexy dengan sangat hati-hati.

"Adik kecil kakak sudah besar. Tambah cantik juga. Pokoknya, kakak janji akan bahagiain kamu sebisa kakak. Love you, my first love."

Rennopun melangkah. Namun, langkahnya terhenti ketika ia merasakan mual yang luar biasa. Iapun langsung menuju kamar mandi di kamar Lexy.

Ia memuntahkan semuanya. Ia melemas dan terduduk dekat wastafel. Iapun memejamkan matanya sebentar.

"What's wrong with me?"

***


Bersambung

Melepaskan Yang Terlalu Berharga (New Version) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang