Kamu?!

247 11 0
                                    

"Kamu tinggal disini saja dahulu. Kamu tenangkan diri kamu terlebih dahulu."
"Baik, om. Terimakasih banyak."
"Sama-sama. Rumah om juga rumah kamu. Om balik dulu ke Rumah Sakit. Ada pasien yang harus om rawat."
"Baik, om. Hati-hati. Aku titip Kak Renno ya."
"Iya. Jangan nangis lagi, ya."
"Iya, om." Ujarnya sambil tersenyum.

***

"Kamu harus bangun. Kamu harus kuat. Kamu harus bertahan, sayang. I love you." Ujarnya sambil mencium kening Renno.

Alexandra menghapus air matanya. Ia mengambil tasnya dan bergegas keluar dari ruang rawat Renno. Ia butuh waktu untuk sendiri. Ia butuh waktu untuk menerima keadaan Renno. Baik atau buruk sekalipun. Tapi, ia berharap kondisi Renno akan membaik.

***

Alexandrapun menutup pintu kanar rawat Renno dengan perlahan. Kemudian, ia bergegas untuk pergi.

Seseorang memasuki ruang rawat Renno dengan perlahan. Ia tersenyum sinis.

"Renno, Renno...., hidup loe itu banyak nyusahin. Loe cuma bisa nyusahin banyak orang. Loe hancurin hidup gue. Loe hancurin kebahagiaan gue dan loe buat orang yang paling berarti buat gue, pergi ninggalin gue. Loe harusnya sadar, hidup loe itu nggak berguna. Hidup loe itu nggak ada artinya."

"Daripada banyak orang yang kesusahan gara-gara loe, mending loe mati aja. Hari ini, gue yang akan jadi malaikat pencabut nyawa loe. Karena sejujurnya, loe nggak pantas untuk hidup."

***

Alexandra terus saja menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti. Sepintas kenangan indah bersama Renno terus saja terlintas.

"Aku nggak mau kehilangan kamu. Kita masih punya banyak kenangan bahagia yang belum kita bangun."

***

Orang itu mencabut sumber harapan Renno untuk hidup. Ia mencabut alat pernapasan itu. Sontak tubuh Renno mengejang.

"Good bye, Renno!"

***

"Aduh, macet lagi. Perasaanku kenapa tiba-tiba nggak enak? Aku harus sesegera mungkin ke Rumah Sakit."

Rezapun memencet klakson mobilnya beberapa kali. Suasana disana begitu ramai dengan bunyi klakson.

***

Tubuh Renno semakin mengejang. Orang itu hanya diam, menyaksikan apa yang sedang terjadi sambil tersenyum sinis.

"Selamat menemui ajal loe, Renno!"

Perlahan, tubuh Renno berhenti mengejang. Disertai dengan garis lurus yang tampak pada mesin EKG itu. Suara mesin EKG itu begitu nyaring terdengar.

Orang itu hanya tertawa.

"Akhirnya, hidup loe berakhir juga. Hidup gue hancur karena loe dan loe harus membayar itu. Dengan kematian loe!"

***

"Aku nggak mau kehilangan kamu. Kamu nggak perlu menjadi apa yang aku ingini. Kamu berada di dekatku, bersamaku, itu sudah cukup bagiku."

***

"RENNO!" Ujar Reza dengan rasa panik, mendengar  suara mesin EKG itu.

Orang itu terkejut. Ia terlalu bahagia. Sampai lupa meninggalkan tempat itu. Reza langsung meraih bahu orabg itu dan melayangkan pukulan padanya. Iapun membuka masker yang menutupi mulut orang itu. Ia terkejut, ketika melihat wajah orang itu.

"Kamu?"

***

Bersambung


Melepaskan Yang Terlalu Berharga (New Version) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang