Berhasil Membuat Mereka Bahagia

42 2 0
                                    

"Akhirnya, kita sampe!"
"Ya udah sana, kamu mandi bentar lagi waktu buat dinner!"
"Ke resto biasa?"
"Ya, makanya dandan yang cantik sana."
"Hore!"
"Anak kuliah rasa anak sd." Ujar Arthur sambil tertawa dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Dasar loe!"
"Iya, kak. Maaf."

***

"Jadi gimana? Masih kayak biasa 'kan?"
"Makin enak, kak. Oh ya, kita belum pernah wefie bertiga. Yuk, kita foto."

Merekapun mengambil beberapa foto.

"Kalau kita ldr dan aku kangen, aku bisa lihat foto ini. Siapa tahu kangen aku berkurang sama kalian berdua. Love you brothers."
"Love you too, Xy." Ujar Arthur dan Renno sambil tersenyum.
"Kalau nanti kakak udah pergi, kalian jangan sedih ya. Kalian harus bisa temuin bahagia kalian sendiri. Okay?"
"Iya dong, kak. Makanya, aku mau habisin waktu sama kakak. Nanti 'kan bakalan jarang ketemu kakak."
"Iya, sayang. Kakak usahain ya."

***

"Kak? Udah bangun aja loe!"
"Udah biasa kali. Nih udah gue siapapun sarapan buat loe sama Lexy. Oh iya, Lexy mana?"
"Biasa kebo. Belom bangun dia."
"Ya sudah, gue bangunin dia dulu."
"Hm."

***

Tok...Tok...Tok

"Xy, bangun! Udah pagi. Kita ke pantai yuk, keburu panas."

Cklek

"Aku udah siap kok, kak."
"Ya udah, kita sarapan dulu."
"Ayo, kak."

***

"Morning, Kak Arthur!" Ujarnya sambil duduk di salah satu kursi.
"Tumben loe nggak kebo."
"Ish, nyebelin."
"Ya, biasanya juga kalau mau jalan pasti loe yang paling lama."
"Hehe."
"Ini loe yang masak, kak?"
"Ya, siapa lagi?"
"Mba Sri nggak datang?"
"Loe lupa, kita 'kan memang liburan bertiga. Artinya, semuanya bertiga. Nggak ada orang lain."
"Bener tuh."

Lexy hanya ber-oh ria saja.

***

"Akhirnya, aku bisa lihat sunset bertiga bareng kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya, aku bisa lihat sunset bertiga bareng kalian."
"Iya, Xy. Udah lama banget. Terakhir bareng mama papa. Sekarang mereka udah nggak ada."
"Hei, nggak usah mikirin apa yang sudah berlalu. Apa yang sudah menjadi takdir. Sekarang kamu udah seneng 'kan? Menghabiskan waktu bersama kakak-kakakmu ini."

"Kakak bener. Kita nggak pernah tahu takdir kita seperti apa. Tentu saja aku bahagia, kak. Masa aku nggak bahagia menghabiskan waktu bersama kakak-ka kak kesayanganku ini. Kebahagiaanku rasanya berkali-kali lipat."
"Ya sudah, kita pulang yuk. Udah mau gelap. Sudah cukup lama kita disini. Nanti kamu makin item. Nanti pacar kamu makin jealous."
"Ih rese, jangan dong. Ya udah yuk."

***

"Thanks ya buat today. I'm so happy."
"Iya, Xy. Sama-sama."

DUARRR

"Diluar hujan ya?"
"Iya."
"Xy." Ujar Renno memberi kode.
"Yuk, kak."
"Eits, kalian mau kemana? Jangan bilang kalian mau hujan-hujanan. Nanti kalian sakit. Nggak capek apa, abis dari pantai juga."
"Biarin aja, wlee!" Ujar Lexy menarik tangan Renno.

Merekapun bermain dibawah hujan. Tubuh mereka sudah badan kuyup, tapi mereka mengabaikannya. Mereka tertawa bersama dan menari dibawah keindahan Tuhan itu. Rennopun berlari dan memeluk Lexy. Lexypun membalasnya dengan pelukan yang erat.

"Aku sayang kakak."
"Kakak lebih sayang kamu."

Tiba-tiba, Renno merasa pening sekali. Membuatnya mengabaikan kata-kata Lexy. Beruntung, Arthur memanggil mereka. Sehingga Lexy tak tahu kondisinya saat ini.

"Kak, Xy! Udah yuk. Udah mau malem. Nggak baik loh."
"Ya udah. Yuk, Xy." Ujar Renno sambil berusaha untuk tetap tersenyum.
"Yuk, kak."
"Kalian cepetan mandi, ya."
"Iya, bawel!"

***

Setelah selesai membasuh tubuhnya, Renno memijat pelan kepalanya dan duduk di tepi tempat tidurnya.

"Kepala gue kok makin berat ya? Perut gue juga sakit dan sedikit mual. Apa gue tidur aja ya? Nggak. Gue nggak mau Lexy dan Arthur tahu soal ini. Gue harus kuat. Hari ini gue harus berhasil buat mereka tersenyum."

***

"Xy, makan yuk. Hari ini kita dinner di rumah aja, ya. Males gue pergi keluar. Tapi, tenang. Gue udah siapin makanan buat kita bertiga."
"Loe yang masak?"
"Beli, hehe."
"Kirain. Oh iya, Kak Renno nggak ikut dinner?"
"Ikut dong." Ujarnya sambil duduk disebelah Lexy.

"Hm, jadi gimana? Seneng hari ini?"
"Banget. Apalagi waktu hujan-hujanan, itu adalah moment yang paling buat aku bahagia. Soalnya, kita udah lama nggak bahagia selepas itu. Makasih ya, kalian berdua selalu buat gue tersenyum."

"Udah jadi tugas gue dan Arthur buat loe bahagia."
"Iya, Xy. Kita akan selalu buat loe tersenyum. Kita 'kan kakak loe."
"Iya." Ujarnya sambil tersenyum.

"Akhirnya, aku berhasil membuat mereka tersenyum bahagia seperti ini. Terimakasih, Tuhan."

***


Bersambung

Melepaskan Yang Terlalu Berharga (New Version) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang