Go To Holiday With You

46 3 0
                                    

"Sampe juga di rumah. Ya, walaupun gue masih ingin disana."
"Apa? Seminggu buat loe kurang, Xy?"
"Ya memangnya kenapa?"
"Banyak banget hal yang tertinggal. Apalagi waktu pacaran gue. Ketinggalan seminggu. Iya nggak, kak?"
"Yoi. Gue nggak ketemu nih sama Alexandra. Nggak bisa romantis-romantisan."

"Heh, pacar-pacaran. Nggak boleh tahu tar nggak fokus lagi sama kerjaan!"
"Ih, dia iri. Yang harusnya ngomong kayak gitu gue sama Kak Renno. Perhatiin tuh nilai loe yang turun, awas ya kalau ketahuan. Loe kuliah jalan kaki."
"Jangan dong. Ya, ampun."

Arthur dan Rennopun tertawa dengan sikap Lexy.

"Sudahlah, Thur. Lebih baik kita istirahat. Masa kita mau diluar sampai malam!"
"Oh, iya. Hehe."

***

"Akhirnya, besok gue liburan bareng Renno. Hm, gue vidcall dia aja kali."

"Hei, babe."
"Hei."
"Gimana? Liburannya asyik?"
"Akan lebih asyik kalau bersamamu."
"Itu 'kan acara keluargamu, masa aku ganggu."
"Kamu 'kan sebentar lagi akan menjadi bagian dari keluarga ini. Lagipula, bukan kamu yang mengganggu."
"Terus siapa kalau bukan aku?"
"Yang ada kamu digangguin sama Lexy, karena jatah pacarannya lagi dipotong sama Arthur. Tar dia iri. Habisnya nilai dia turun. Ya gitu deh."
"Lucu banget sih hukumannya." Ujarnya sambil tertawa.

"Sebenarnya, aku kasihan. Tapi, mau bagaimana?"
"Iya, kamu benar. Hm, aku makin nggak sabar buat liburan bareng kamu. Aku kangen nih."
"Aku juga. Setidaknya, rindunya berkurang sih."
"Kenapa?"
"Kita 'kan lagi vidcall. Anggap saja kita bertemu. Oh ya, banyak yang pengen aku bicarakan sama kamu."
"Sama aku juga. Kayaknya, nggak cukup deh kalau disini. Harus ketemuan."
"Hm, besok gimana?"
"Serius? Kamu nggak capek?"
"Kalau ketemu bidadari aku, masa aku capek."
"Gombal kamu."
"Tapi suka 'kan?"
"Nggak. Aku cinta kamu bukan suka kamu."
"Hmmm."

"Ya sudah, aku dinner dulu ya. Bye. Love you 3000."
"I love you unlimited, see you there."

Klik

"Dra, andai kamu tahu. Setiap hari atau setiap saat yang aku lalui bersamamu adalah hal yang paling berharga di dalam hidupku ini. Aku makin nggak sabar buat kenangan yang lebih indah sama kamu. Karena cuma kamu yang akan aku jadikan istri satu-satunya."

***

"Kenapa ya, kepala gue pusing? Tapi, nggak apa-apalah. Hari ini 'kan hari dimana gue, harus berhasil buat Alexandra bahagia. Palingan tar juga ilang. So, ya. Don't be worry. Just happy, for today!"

***

"Hati-hati ya, awas loe! Jangan macem-macem sama adik gue! Satu-satunya nih!"
"Masa gue apa-apain, dia 'kan udah jadi tunangan gue. Palingan juga gue peluk, rangkul, sama cium pipinya aja."
"Lebay ah loe, kak!"
"Loe tenang aja, Lex. Gue pasti jagain dia. Loe juga jangan macem-macem sama pacar baru loe."
"Heh, loe tuh ya. Kalau ngomong suka bener."

Semuapun ikut tertawa.

"Pokoknya, bahagia kalian disana! Jangan sedih-sedih. Makan teratur sama istirahat yang cukup ya, kak. Have fun!"
"Iya, calon dokter."

"Have fun, kak. Soal kerjaan, gue bisa handle. Loe cukup pantau aja. Oleh-olehnya jangan lupa."
"Cewe baru?"
"Jangan dong, kak. Entar ada perang dunia ke 3. Bahaya."
"Haha. Iya, Thur. Jagain Lexy ya, supaya nggak pacaran terus. Kalau ketahuan, sita aja semuanya."
"Bener nih kak? Haha! Yes!"Ujar Arthur sambil tertawa jahat.

"Ih, kak! Jangan! Aaa! Awas loe jangan macem-macem!"
"Ih, apaan? Kak Renno yang bilang sendiri."
"Udah-udah. Yang akur ya, selama gue di Amsterdam. Pokoknya gue nggak mau denger nilai loe turun lagi, Xy. Awas loe!"
"Iya, kak. Bye!"

"Bye!"
"Jangan macem-macem sama pacar baru loe, inget!"
"Udah sana!" Ujarnya sambil tertawa.

Rennopun merangkul Alexandra dengan erat dan Alexandrapun tertawa lepas.

***

Bersambung

Melepaskan Yang Terlalu Berharga (New Version) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang