Pernah berjuang

73 8 0
                                    

"Renn, kamu harus menentukannya sekarang. Jangan sampai terlambat."
"Iya, om."
"So, kamu mau mengikuti prosedur yang berlaku?"
"Aku belum bisa menentukannya. Mana jalan yang harus aku pilih. Karena aku masih bingung. Aku nggak mau adik-adikku kecewa atas hal ini. Aku nggak mau menghancurkan kebahagiaan mereka. Mereka baru saja bahagia dan aku nggak mau mereka hancur. Apalagi saat mereka tahu, mama dan papa bukan meninggal karena kecelakaan."
"Ya, om tahu."

***

"Renno kemana sih? Daritadi nggak ngabarin aku. 'Kan aku khawatir sama dia. Makin lama dia makin nyebelin, tapi aku tetep aja sayang banget sama dia."
"Harus lah. Kalau loe nggak cinta sama dia, buat apa loe nerima dia sebagai suami loe?"
"Tapi, biasanya dia itu selalu vidcall aku atau setidaknya dia telfon aku. Tapi, sekarang? Dia malah nggak ngabarin aku."
"Sejak kapan?"
"Baru hari ini sih dia kayak gini."
"Mungkin dia lagi sibuk. Dia kan punya kepentingan yang lain. Nggak hanya kamu, kamu jangan egois dong. Dia punya perusahaan yang harus ia urus."

"Tapi, 'kan ada Arthur."
"Alexandra, perusahaan yang papa dan mamanya tinggalkan nggak hanya satu atau dua. Ada lebih dari 100 perusahaan disini belum di London dan negara lainnya. Itu tidak mengandalkan satu orang saja. Banyak orang yang berperan penting. Ya, walaupun Renno CEO utama, tapi adik-adiknya itu memegang peranan penting. Arthur memegang 50 perusahaan yang berada di Melbourne. Lexy memegang 25 perusahaan di Thailand dan 5 perusahaan di Indonesia. Kamu bisa bayangkan 'kan? Sisanya siapa?"

"Renno."

"That's right. Begitu banyak hal yang harus Renno pikirkan dan pertimbangkan. Renno pasti punya waktu buat kamu dan dia juga perlu waktu untuk dia sendiri. He's need his time. Just he. Like me time."
"Ya, I know."

"Good. Sekarang, kamu nggak usah khawatir. Renno pasti baik-baik aja. So, don't worrying about him. Sekarang, kita ke meja makan dan kita makan bersama. Ada makanan kesukaanmu tuh di meja makan."
"Kakak yang buat?"
"Bukanlah. Kamu 'kan tahu, kakak nggak bisa masak."
"Ya kali aja, ada mukjizat gitu loe bisa masak."
"Bercanda anak ini. Itu Cruise yang masakin buat kita malam ini."

"Kak Cruise pacar kakak?"
"Ya iyalah, siapa lagi."
"Okay, aku udah nggak sabar makan taco. 'Cause it's been a long time."
"Let's go."

***

"Om harap, kamu bisa menentukan keputusan yang kamu buat secepatnya. Jangan menyerah dengan keadaan."
"Iya, om. Aku akan kabari secepatnya. Kalaupun harus menyerah, it's no problem. Setidaknya aku pernah berjuang sekali. Walaupun itu menjadi perjuangan yang sia-sia. Aku pulang dulu."
"Ya sudah, hati-hati. Om tunggu jawaban kamu."
"Makasih, om. Bye."
"Sama-sama. Bye." Ujarnya sambil melambaikan tangan.

***

"Why this situation very hard for me?"

***

Bersambung

Melepaskan Yang Terlalu Berharga (New Version) ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang